nusabali

Buat Lamak, Tambah Pendapatan Keluarga

Tradisi Krama Serokadan Jelang Galungan-Kuningan

  • www.nusabali.com-buat-lamak-tambah-pendapatan-keluarga

BANGLI, NusaBali
Umat Hindu Bali, terlebih kaum istri, pasti kenal dengan lamak. Bahan ini berupa papayasan (hiasan) berbahan ron dan ambu, dipasang di bagian depan palinggih, baik di mrajan/sanggah maupun pura.

Simbol Subakti, Bukan Payasan Biasa
KETUA PHDI Bali I Gusti
Ngurah Sudiana mengatakan lamak bukanlah sekadar payasan atau hiasan
pada palinggih. Lamak adalah simbol jalan persembahan, lambang bakti
agar apa yang dipersembahkan kepada Ida Batara ada di jalan dharma.

“Bisa
dianalogkan sebagai lantaran atau tangga dalam persembahan atau
yadnya,”  terang Rektor Sekolah Tinggi Agama Hindu I Gusti Bagus
Sugriwa, Denpasar, Kamis (4/11). Jelasnya, Lontar Rare Angon, salah satu
susastra membahas indik (tentang) lamak. “Menempatkan lamak ada
mantranya,” jelasnya. Karena itulah dia mengiyakan lamak bukanlah
sekedar rerenggan atau pepayasan belaka.

Prof Suiana menyebut,
bentuk lamak menyesuaikan dengan desa, kala, dan patra. Reringgitan
maupun pernak-perniknya sesuai rasa dan estetika pembuatnya. Namun pola
dasarnya sama.

Fungsi lamak juga bisa diganti dengan jenis
dedaunan. Diantaranya daun cemara, daun beringin, paku pipid (pakis
saji), bunga ratna dan padang kasna. *k17

Komentar