Agresif Bali Luncurkan Klip Terbaru 'Om Shanti'
Sebagai pendatang baru di musik pop Bali, grup Agresif Bali tak henti berkreasi agar bisa diterima para penggemar musik.
DENPASAR, NusaBali
Setelah mengeluarkan single ‘Sing Peteng Sing Mulih’ beberapa waktu lalu, kini grup musik asal Banyuatis Buleleng ini, mengeluarkan single teranyarnya, “ Om Shanti”.
Bahkan, dari beberapa single yang diciptakan, tembang Om Shanti ini menjadi andalan dan akan diorbitkan menjadi nama album. Untuk mendukung peluncuran single terbarunya itu, kelompok musik yang digawangi oleh Dekli (drummer), July Bahana (gitar melodi) dan Adit (basis) ini telah membuat video klip terbaru.
“Bersyukur kami bisa menyelesaikan klip kami dan mulai rilis 1 Februari ini, dan bisa ditonton di sejumlah saluran,” ujar vokalis, Komang Gedut di Denpasar, Selasa (31/1) kemarin.
Ditambahkan Gedut. pembuatan klip ini sangat spesial, karena memilih lokasi syuting di Banyuatis Buleleng sebagai tanah kelahiran. Lokasi yang dijadikan objek pengambilan video klip adalah di kawasan Batugundul, Desa Banjar.
“Tempat ini mirip seperti kawasan Badung Selatan yang lahanya berbatu dan kering, tetapi berada di atas ketinggian. Pemandangannya pun sangat indah karena bisa melihat laut dari atas ketinggian. Kami ingin menampilkan potensi wisata Buleleng juga, karena dengan lagu dan audio visual ini kami berusaha mengembangkan Buleleng sesuai kemampuan kami,” kata Gedut.
Sementara menurut manajer Agresif Bali, Agus Astapa generasi muda Banyuatis memiliki potensi besar dalam bermusik. Sehingga diharapkan Banyuatis bisa terus melahirkan musisi pop Bali yang dikenal masyarakat. Misalnya, musisi legendaries pop Bali, Ketut Bimbo berasal pula dari Banyuatis.
“Dari sisi musik, grup ini memang sangat kreatif, karena banyak lagu telah diciptakan. Hanya saja, selama ini belum berkembang karena jalan untuk berkreasi belum sepenuhnya dimaksimalkan. Semoga dengan dirilisnya 3 lagu yang sudah ada klipnya, Agresif Bali makin bisa diterima penggemar musik pop Bali,” harap Agus Astapa.
Dalam klip Om Shanti ini, pihaknya sengaja memilih kawasan Batugundul dan desa Banyuatis sebagai lokasi syuting, karena ingin mengangkat potensi Buleleng. Selain itu, juga ingin menjadikan grup ini benar-benar membumi karena berasal dari desa yang terkenal sebagai penghasil kopi dan cengkeh itu.
Tema Om Shanti menceritakan tentang kehidupan masyarakat di desa, yang masih saja ada sifat iri dengki terhadap tetangga atau masyarakat sekitarnya, ketika orang itu maju secara ekonomi. Padahal, suksesnya seseorang karena orang itu bekerja keras. Namun umumnya mereka senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. “Semoga isi dalam lagu ini bisa menjadi pedoman bagi kita untuk bisa saling instropeksi diri, dan saling mendukung karena semua orang sudah memiliki jalan hidupnya masing-masing. Yang terpenting adalah kita harus memilih sifat Shanti, damai kepada semua orang,” tegasnya. nvi
Bahkan, dari beberapa single yang diciptakan, tembang Om Shanti ini menjadi andalan dan akan diorbitkan menjadi nama album. Untuk mendukung peluncuran single terbarunya itu, kelompok musik yang digawangi oleh Dekli (drummer), July Bahana (gitar melodi) dan Adit (basis) ini telah membuat video klip terbaru.
“Bersyukur kami bisa menyelesaikan klip kami dan mulai rilis 1 Februari ini, dan bisa ditonton di sejumlah saluran,” ujar vokalis, Komang Gedut di Denpasar, Selasa (31/1) kemarin.
Ditambahkan Gedut. pembuatan klip ini sangat spesial, karena memilih lokasi syuting di Banyuatis Buleleng sebagai tanah kelahiran. Lokasi yang dijadikan objek pengambilan video klip adalah di kawasan Batugundul, Desa Banjar.
“Tempat ini mirip seperti kawasan Badung Selatan yang lahanya berbatu dan kering, tetapi berada di atas ketinggian. Pemandangannya pun sangat indah karena bisa melihat laut dari atas ketinggian. Kami ingin menampilkan potensi wisata Buleleng juga, karena dengan lagu dan audio visual ini kami berusaha mengembangkan Buleleng sesuai kemampuan kami,” kata Gedut.
Sementara menurut manajer Agresif Bali, Agus Astapa generasi muda Banyuatis memiliki potensi besar dalam bermusik. Sehingga diharapkan Banyuatis bisa terus melahirkan musisi pop Bali yang dikenal masyarakat. Misalnya, musisi legendaries pop Bali, Ketut Bimbo berasal pula dari Banyuatis.
“Dari sisi musik, grup ini memang sangat kreatif, karena banyak lagu telah diciptakan. Hanya saja, selama ini belum berkembang karena jalan untuk berkreasi belum sepenuhnya dimaksimalkan. Semoga dengan dirilisnya 3 lagu yang sudah ada klipnya, Agresif Bali makin bisa diterima penggemar musik pop Bali,” harap Agus Astapa.
Dalam klip Om Shanti ini, pihaknya sengaja memilih kawasan Batugundul dan desa Banyuatis sebagai lokasi syuting, karena ingin mengangkat potensi Buleleng. Selain itu, juga ingin menjadikan grup ini benar-benar membumi karena berasal dari desa yang terkenal sebagai penghasil kopi dan cengkeh itu.
Tema Om Shanti menceritakan tentang kehidupan masyarakat di desa, yang masih saja ada sifat iri dengki terhadap tetangga atau masyarakat sekitarnya, ketika orang itu maju secara ekonomi. Padahal, suksesnya seseorang karena orang itu bekerja keras. Namun umumnya mereka senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. “Semoga isi dalam lagu ini bisa menjadi pedoman bagi kita untuk bisa saling instropeksi diri, dan saling mendukung karena semua orang sudah memiliki jalan hidupnya masing-masing. Yang terpenting adalah kita harus memilih sifat Shanti, damai kepada semua orang,” tegasnya. nvi
Komentar