Tinggalkan Kapal Pesiar Demi Berkesenian

SINGARAJA,NusaBali

Setelah sepuluh tahun menjelajah negara-negara, ia pun memutuskan untuk tidak berangkat lagi dan memilih kesenian sebagai jalan untuk menyambung hidupnya.

“Saya berkesenian sudah dari kecil. Karena dari SD juga sudah ikut Sanggar di Dwi Mekar. Awalnya diarahkan oleh orangtua, tetapi lama kelamaan betah juga. Karena sudah hobi, ya memang sudah melekat. Sebelumnya sempat di kapal pesiar, dan tahun 2011 memutuskan untuk menetap di rumah,” ujar Suardana saat ditemui di rumah Susik.

Ia mengaku, saat bekerja di kapal pesiar, sangat rindu berkesenian. Setiap pulang berlayar, ia pun selalu menyempatkan diri mampir ke sanggar, untuk sekedar mengisi waktu kosong selama di rumah. Karena tuntutan keluarga dan dan alasan kedekatan dengan anak ia pun akhirnya resign dari pekerjaannya di kapal pesiar.

“Waktu itu karena merasa sudah cukup untuk berpetualang, dan memikirkan anak-anak dan keluarga di rumah, akhirnya membualatkan tekad untuk tidak lagi berangkat. Dan menjalani hobi lama yakni berkesenian,” kata dia.

Setelah lama tidak aktif di sanggar, ia pun kembali berlatih melenturkan otor-ototnya untuk dapat menari kembali. Kebetulan saat itu ia ditawari ikut main dalam bondres Buleleng yang dikoordinir oleh Durpa. Suardana pun menyangggupi, dengan memerankan berbagai karakter.

Ia mengaku sebelum memerankan karakter Loleng sebagai gambaran anak muda yang energik dan kekinian, ia sempat memerankan karakter toris. Dalam lakonnya karakter toris yang mengusai bahasa Bali ketika diajak berbicara bahasa Inggris, dapat menghibur masyarakat, dan memikat hati.

Namun seiring perkembangan zaman, ia pun mendapatkan karakter dan peran baru yakni karakter Loleng. Karakter ini lah yang dianggapnya paling pas dengan jiwa dan sifat yang dimilikinya. Hingga lepas dari grup Durpa dan bergabung kembali dengan grup Susik CS, karakter Loleng masih tetap dibawa olehnya.

Selanjutnya...