nusabali

Markir Pasca Pensiun Jadi 'Anak Terminal'

Setianingrat - Sariani, Pasutri Jaga Parkir di Blahbatuh

  • www.nusabali.com-markir-pasca-pensiun-jadi-anak-terminal

GIANYAR, NusaBali
Pasangan suami istri, I Made Setianingrat,57, - Ni Wayan Sariani,48, selalu setia.

Keduanya habiskan waktu selalu bersama. Bahkan saat bekerja pun sama-sama sebagai juru parkir. Pasutri asal Banjar Pande, Desa Blahbatuh ini bersama-sama menjaga area parkir Pasar Yadnya, Desa/Kecamatan Blahbatuh.

Ditemui Minggu (8/8), I Made Setianingrat mengatakan sudah menjadi juru parkir selama 6 tahun pasca pensiun sebagai 'anak terminal'. Bapak 5 anak ini, sebelumnya lama menikmati pahit getirnya mengais rejeki di Terminal Ubung, Denpasar. "Dulu tiang kerja di Denpasar. Istilahnya jadi anak terminal di Ubung. Sudah selama 28 tahun," jelas Setianingrat. Pekerjaannya, mengarahkan penumpang tujuan tertentu masuk ke bus tujuan Jawa. "Dikenal dengan istilah au au," terangnya.

Selama mengais rejeki, Setianingrat mendapat banyak tantangan. Bahkan tiada hari tanpa berkelahi. "Sering majaguran, kita punya genk. Supaya tidak melulu jadi bawahan," ungkapnya. Semakin bertambah usia, Setianingrat pilih pensiun dari dunia kelam tersebut. "Sejak tahun 2010 Terminal Ubung mulai sepi, karena bus diarahkan ke Mengwi. Karena usia juga, saya akhirnya pulang kampung," terangnya.

Setianingrat memiliki 5 anak laki-laki. Anaknya yang  keempat dan kelima kembar. Setianingrat pun dikenal memiliki anak Panca Pandawa. "Ya karena pas sekali, anak lima. Yang terakhir kembar, makanya sama kasi nama Nakula - Sahadewa. Saat ini masih SMP," jelasnya. Terkait keikutsertaan istrinya sebagai juru parkir, memang sejak awal. "Jadi lahan parkir ini payuk jakan (penghidupan,Red)
kami," ujarnya.

Pasutri ini mengelola lahan parkir dengan sistem kontrak, lanjut setor uang parkir ke Desa Adat Blahbatuh. Namun, Setianingrat enggan membeberkan nominal setoran tersebut. Biasanya, mereka berjaga area parkir sejak subuh hingga siang hari. "Kadang kalau sudah agak sepi, baru pulang. Ramainya biasanya di pagi hari," jelasnya.

Pasca kebakaran Pasar Blahbatuh, diakui tingkat kunjungan ke Pasar Yadnya relatif lebih ramai. "Ya, dulu kan banyak yang belanja di Pasar Blahbatuh. Setelah kebakaran, semua beralih ke sini. Pagi sampai siang tetap ramai," ujarnya.*nvi

Komentar