Karateka Sari Setia Bela Pulau Dewata
Dua tahun bertugas di Jakarta sebagai tentara, tak membuat karateka Ni Made Dwi Puspita Sari pindah ke provinsi lain di berbagai kejuaraan.
JAKARTA, NusaBali
Ia tetap memperkuat Pulau Dewata, termasuk di PON 2020 Papua. Made Dwi Puspita pun menanti jadwal pelatda dari Bali.
"Saya dua tahun di Jakarta. Banyak yang menawari pindah ke Jakarta, tapi saya tetap pilih Bali karena keluarga masih disana. Dengan membela Bali setidaknya saya bisa pulang bertemu keluarga," ujar Sari, panggilan Ni Made Dwi Puspita Sari, Kamis (5/10).
Saat ini, Sari menanti panggilan untuk menjalani pelatda. Kelak bila surat dari Bali sampai ke kantornya di Direktorat Zeni Angkatan Darat, Jakarta Timur, Sari segera bergabung latihan dengan karateka Bali lainnya. Apalagi di Jakarta, ia tidak sendirian dan masih ada dua karateka Bali, yakni AA Aprilia Pratama dan Kadek Krisna.
"Mereka baru tujuh bulan tugas disini," kata perempuan yang bertugas dibagian Agenda Arsip Teknik Labzi Ditziad ini.
Selama tugas di Jakarta, Sari tetap berlatih karate. Menurunyat, di tempatnya bekerja memang banyak karateka yang direkrut. Yakni, ada sekitar 20 orang.
Sari latihan usai bekerja bersama teman-temannya. Hasilnya, anak dari pasangan Ni Putu Sri Wahyuningsih dan I Nengah Partina ini sukses meraih prestasi. Pada PON 2016 di Bandung, Jawa Barat kemarin ia memperoleh medali perunggu. "Semoga di PON 2020, prestasi saya lebih baik lagi," ucap atlet kelahiran 9 Februari 1996 ini.
Selain PON, prestasi Sari juga cukup baik dalam Kejurnas karate Panglima TNI. Bahkan dua kali berturut-turut, ia memperoleh lima gelar yakni pada tahun 2015 dan 2016 lalu. Gelar itu berasal dari kumite -61 kg putri, kata beregu senior putri, kumite beregu senior putri, kata perorangan putri dan predikat best of best. Namun pada 2017, ia hanya mendapat empat gelar.
"Karena tahun ini, saya tidak ikut kata perorangan putri. Meski begitu saya senang sudah mendapatkan empat gelar," kata Sari. *k22
Komentar