nusabali

18 Korban Kapal Tenggelam Masih Hilang, 51 Lagi Selamat

  • www.nusabali.com-18-korban-kapal-tenggelam-masih-hilang-51-lagi-selamat

NEGARA, NusaBali
Sebnyak 76 orang jadi korban musibah tenggelamnya Kapal Feri KMP Yunicee di sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Keluahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (29/6) malam.

Dari jumlah itu, 7 korban ditemukan dalam kondisi tewas, 51 korban selamat, dan 18 korban lagi masih hilang. Jumlah total 76 korban tenggelamnya KMP Yunicee yang dirilis Basarnas, Jumat (2/7), tersebut meliputi manifes penumpang, seluruh awak kapal, dan korban lain yang tidak tercatat dalam manifes penumpang. "Hasilnya berubah. Hasil rapat verifikasi dan validasi data bersama didapat jumlah seluruhnya 76 korban,” ujar

Kasi Operasi dan Siaga Bencana Kantor Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna, dilansir detikcom di Banyuwangi, Jumat kemarin.

Disebutkan, data person on board (POB) KMP Yunicee sebanyak 76 orang yang jadi korban tersebut terdiri dari 60 penumpang kapal dan 16 orang kru kapal. Dari 60 penumpang kapal tersebut, 38 orang selamat, terdiri dari 24 orang yang masuk manifes dan 14 tidak masuk manifes.

Sedangkan 7 korban tewas, terdiri dari 5 orang masuk manifes dan 2 orang non manifes. Sementara kru kapal yang selamat berjumlah 13 orang, terdiri dari 12 kru kapal dan 1 penjaga kantin.

Menurut Wayan Suyatna, hingga Jumat kemarin ada 18 korban tenggelamnya KMP Yunicee yang masih hilang alias belum ditemukan. Mereka terdiri dari 15 penumpang (12 orang masuk manifes, 3 orang non manifes) dan 3 orang penjaga kantin KMP Yunicee.

Ke-18 korban hilang itu masing-masing I Wayan Wira (penumpang/manifes), I Made Gunadi (penumpang/manifes), Gatot pujianto (penumpang/manifes), Shof-yan Tsauri (penumpang/manifes), Miftahul Arifin, Alisya (penumpang/manifes), Azwha (penumpang/manifes), Sutarji (penumpang/manifes), Robi (penumpang/-manifes), M Afif Balqi (penumpang/manifes), Agustin Lestari (petugas kantin kapal/manifes), Juliardi (petugas kantin kapal/manifes), Suryamin (petugas kantin kapal/manifes), Khorul Anam (ASDP/non manifes), M Rafasya Putra Pujianto (penumpang/non manifes), Ceisya Putri Febriani (penumpang/non manifes), Mahadi (penumpang/manifes), dan Sutra (penumpang/manifes).

Upaya pencarian selama 3 hari terakhir terfokus di wilayah Selat Bali (rute Pela-buhan Ketapang-Pelabuhan Gilimanuk) bagian selatan sampai ke utara. Tim pencarian dibagi menjadi 9 kelompok dan melakukan penyisiran sesuai tugas yang telah ditentukan. Mereka adalag tim gabungan dari Basarnas Surabaya, Basarnas Denpasar, TNI AL, dan Polri. Pencarian sendiri juga melibatkan partisipasi nelayan setempat.

Pencarian penumpang KMP Yunicee yang hilang ini akan dilakukan selama 7 hari sejak kapal tenggelam. "Sesuai UU, pencarian selama 7 hari. Semoga bisa ditemukan sebelum itu," papar Wayan Suyatna.

Meski pencarian dibatasi selama 7 hari, kata Suyatna, masih bisa dilakukan per-panjangan pencarian. Syaratnya, bila selama pencarian menunjukkan tanda-tanda yang mengarah terhadap korban hilang. "Ini bisa ditambah (durasi) bilamana ada tanda-tanda korban ditemukan. Tentu juga mempertimbangkan faktor keselamatan personel yang bertugas," katanya.

Sementara itu, dalam pencarian Jumat kemarian, sonar KRI Rigel 933 yang dike-rahkan pihak TNI AL mendeteksi adanya tanda-tanda bangkai KMP Yunicee yang tenggelam di kedalaman 72-76 meter. Namun, upaya memastikan tanda-tanda bangkai KMP Yunicee itu belum dapat dilakukan, karena hambatan arus yang cukup kencang di perairan Selat Bali.

Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, mengatakan dalam operasi SAR hari keempat kemarin kembali dikerahkan sejumlah alat utama SAR Laut, seperti KRI Rigel 933 dari TNI-AL, KN SAR Permadi dari Basarnas Surabaya, dan sejumlah boat dari Tim SAR Gabungan yang melakukan 2 sampai 3 shorty ke laut. "Pencarian dilakukan di 3 area, yakni ke arah utara, sekitar lokasi kejadian, dan ke arah selatan," ujar Darmada di Pelabuhan Gilimanuk, Jumat petang.

Untuk pencarian bangkai KMP Yunicee kemarin, sudah ada tanda-tanda benda di dasar laut pada kedalaman 72-76 meter, dalam jarak sekitar 1,6 mil laut arah selatan dari Pelabuhan Gilimanuk. "Ditemukan di kedalaman 72-76 meter. Dari hasil analisa, ukurannya mirip panjang dan lebar KMP Yunicee," papar Darmada.

Hanya saja, kata Darmada, pada posisi tenggelamnya objek yang diduga bangkai KMP Yunicee tersebut belum memungkinan diturunkan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk mengetahui kepastian objek. Masalahnya, pada posisi tersebut situasi arus sangat kencang dengan kecepatan mencapai 6 knot. Sementara kemampuan ROV yang ada hanya mampu beropeasi pada kecepatan arus maksimal 4 knot.

Menurut Darmada, jika dipaksakan menurunkan ROV, akan terjadi kerusakan alat. Dari pengalamannya saat operasi SAR Tenggelamanya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali beberapa waktu lalu, juga pernah berusaha dipaksakan menurunkan ROV. Namun, akhirnya ROV yang diturunkan malah terlilit baliling kapal.  "Memang arus di Selat Bali ini tekenal cukup kencang dan sering terjadi perubahan secara tiba-tiba. Kami juga minta konfirmasi nelayan yang ada, arus di Selat Bali tidak pernah ada di bawah 4 Knot," kata Darmada. *ode

Komentar