nusabali

9 ABK Belum Ditemukan, Basarnas Perluas Pencarian

Pasca Musibah Karamnya KM Linggar Petak 89 di Samudera Hindia

  • www.nusabali.com-9-abk-belum-ditemukan-basarnas-perluas-pencarian

Dalam pencarian, Jumat (3/2) mengerahkan 3 kapal untuk menyusuri titik karamnya KMP Linggar Petak 89, namun keberadaan 9 ABK hilang belum ada titik terang.

MANGUPURA, NusaBali

Petugas gabungan dari Basarnas Denpasar dan unsur Search and Rescue (SAR) sampai saat ini masih melakukan pencarian terhadap 9 Anak Buah Kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 yang hilang di Samudera Hindia. Dalam proses pencarian, Jumat (3/2) mengerahkan 3 kapal untuk menyusuri titik karamnya KMP Linggar Petak 89 tersebut. Namun, keberadaan ABK itu belum menemukan titik terang.

Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada menerangkan pada proses pencarian hari keempat pasca laporan masuk, pihaknya mengerahkan KN (Kapal Negara) SAR Arjuna untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut. Tidak hanya itu, proses pencarian juga dibantu oleh dua kapal pencari ikan, masing-masing KM Bahari Nusantara 25 dan KM Bahari Nusantara.

"Total ada 3 Kapal yang melakukan penyisiran di lokasi karamnya kapal Linggar Petak. Tidak hanya di titik tersebut, namun pencarian kita perluas untuk menjaga kemungkinan adanya ABK yang terbawa ombak," sebut Darmada, Jumat kemarin. Dijelaskan Darmada, proses pencarian pada, Jumat pagi sudah dilakukan sejak pukul 07.30 Wita. Tim Basarnas Denpasar yang menggunakan KN SAR Arjuna merapat ke lokasi kejadian dan bersinergi dengan dua kapal lainnya yang sedang melakukan pencarian. Kedua kapal tersebut, kata Darmada memang tidak kembali ke Pelabuhan Benoa. Namun, tetap standby di sekitar lokasi sembari mencari ABK yang masih dinyatakan hilang tersebut.

"Kalau radius pencarian memang sudah kita perluas. Hal ini dilakukan karena pertimbangan terbawa arus ke arah barat. Selain itu, kami juga berkoodinasi melalui radio dengan setiap kapal yang berlayar dalam radius pemetaan kita," ungkapnya. Namun sayangnya, dalam pencarian hari ke empat pasca kejadian, Jumat kemarin, pihaknya belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan 9 ABK tersebut. Dalam proses pencarian, Darmada mengaku bahwa faktor cuaca menjadi kendala. Gelombang di Samudera Hindia tersebut tergolong cukup tinggi yang diperkirakan mencapai 4 meter. Turut terlibat dalam pencarian 9 ABK yang masih hilang, yakni dari ABK KP Engkang, ABK KP Murai 4018, TNI AL Patkamla Benoa, Dit Polair Polda Bali, Dit Sabhara Polda Bali, KKP Benoa, BPBD Prov Bali, Potensi SAR Radio 115, Potensi SAR SAI Rescue, Potensi SAR MDMC serta pihak Agen Kapal.

"Namun pencarian hingga Jumat sore itu belum membuahkan hasil. Jadi, kami masih terus lakukan pencarian lagi besok (hari ini)," tutur Darmada.

Sebelumnya diberitakan musibah dialami kapal pencari ikan KM Linggar Petak 89 yang sedang melaut di Samudera Hindia tepatnya 34 NM (Nautical mile) atau 34 mil laut dari Pelabuhan Benoa, Denpasar. Kapal ikan yang mengangkut 15 anak buah kapal (ABK) itu dilaporkan karam setelah dihantam ombak besar pada, Selasa (28/3) siang. Akibatnya, 1 orang ABK meninggal dunia, 10 lainnya hilang dan 4 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Saat ini, Basarnas Denpasar sedang melakukan pencarian terhadap ABK yang masih hilang.

Kemudian pada pencarian, Kamis (2/3) petugas gabungan dari Basarnas Denpasar menemukan satu anak buah kapal (ABK) Kapal Linggar Petak 89 di Perairan Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Korban yang diketahui bernama Olof Luturma ini ditemukan terombang-ambing tepatnya sekitar 9,5 NM (Nautika Mile) atau mil laut sebelah barat pesisir Pecatu. Saat ditemukan, kondisi ABK tersebut terapung tanpa adanya alat bantu serta dalam keadaan lemas. *dar

Komentar