nusabali

Pakis Bali Ajak Tanamkan Budi Pekerti pada Anak Melalui Pengenalan Budaya

  • www.nusabali.com-pakis-bali-ajak-tanamkan-budi-pekerti-pada-anak-melalui-pengenalan-budaya

DENPASAR, NusaBali
Manggala Utama (Ketua Umum) Pasikian Paiketan Krama Istri (Pakis) Desa Adat Majelis Desa Adat Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak masyarakat untuk menanamkan budi pekerti pada anak-anak melalui pengenalan budaya daerah setempat.

“Kegiatan ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap perkembangan dewasa ini, di mana anak-anak begitu mudah mengakses hiburan melalui media digital. Padahal, hiburan yang mereka nikmati sebagian besar tak mencerminkan budaya Bali,” kata Putri Koster di Denpasar, Sabtu (26/6).

Saat menyampaikan sambutan dalam webinar bertajuk ‘Mikukuhang Budi Pakerti Anak Alit antuk Ngwerdiang Budaya Bali’ itu, dia melihat seringkali suguhan hiburan tersebut membuat anak-anak terlena sehingga mereka mudah meniru budaya asing.

“Lambat laun anak-anak dikhawatirkan akan lupa terhadap budaya Bali. Menyikapi kondisi ini, penting usaha menanamkan budi pekerti pada anak sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga,” ucapnya pada webinar yang dilaksanakan dengan pola hibrid, memadukan offline dan online. Secara offline, kegiatan dipusatkan di Gedung Gajah Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, yang dihadiri peserta terbatas oleh jajaran pengurus Pakis Bali. Sementara secara online, peserta mengikuti dari kediaman masing-masing melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming YouTube.

Webinar manghadirkan dua narasumber yaitu Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Unud Prof Dr Drs I Nyoman Suarka MHum dan Penyuluh Bahasa Bali Wayan Yogik Aditya SS MPd H.

Istri Gubernur Bali Wayan Koster itu mengatakan peran keluarga harus didukung oleh lingkungan masyarakat dan diperkuat oleh pemerintah melalui regulasi.

Dia pun menyarankan para orangtua memanfaatkan media pembelajaran seperti satua (cerita) Bali dalam membentuk budi pekerti anak-anak mereka.

“Penanaman budi pekerti pada anak sangat penting karena bermanfaat untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, saling asah, asih, dan asuh,” ujar perempuan kelahiran Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, ini.

Pemerintah Provinsi Bali, lanjut dia, telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait penguatan budaya seperti aturan penggunaan busana adat Bali dan aksara/bahasa Bali.

Putri Koster berharap, seluruh elemen krama Bali memahami dan melaksanakan regulasi tersebut sehingga keberadaan budaya Bali dapat dilestarikan. “Regulasi lainnya adalah Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Perda ini dimaksudkan untuk penguatan lembaga desa adat di Bali yang mempunyai peran sangat penting dalam penguatan adat dan budaya,” tutur Putri Koster.

Sementara Nyoman Suarka dalam makalahnya menekankan pentingnya penggunaan lagu anak-anak berbahasa Bali, dalam penanaman budi pekerti sejak dini pada anak. “Karena lagu anak-anak berbahasa Bali mengandung pesan moral yang sangat mendalam dan menjadi sarana dalam memperkuat budi pekerti anak,” kata Nyoman Suarka.

Sedangkan Yogik Aditya menyarankan penggunaan satua Bali dalam menyampaikan pesan moral pada anak-anak. Dia mengingatkan para orangtua agar mengontrol putra putri mereka dalam mengakses media sosial dan hiburan. *nat

Komentar