nusabali

Baleganjur Duta Kota Denpasar di PKB XLIII Tampil Apik

Bawakan Karya Tabuh Berjudul 'Menur Tiga Sakti'

  • www.nusabali.com-baleganjur-duta-kota-denpasar-di-pkb-xliii-tampil-apik

DENPASAR, NusaBali
Duta Baleganjur Kota Denpasar yang diwakili Sekaa Baleganjur Tampak Swara Kencana, Banjar Tampakgangsul, Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar Utara tampil apik pada Perekaman Lomba Baleganjur PKB XLIII di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali (Art Center) Denpasar, Sabtu (5/6) malam.

Dalam perekaman tersebut dihadiri langsung Walikota Denpasar dan Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Winawa.  Mereka didampingi Pj Sekda Kota Denpasar I Made Toya dan Kadis Kebudayaan I Gusti Ngurah Bagus Mataram dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Walikota Jaya Negara yang juga merupakan seorang seniman ini mengapresiasi penampilan mereka saat perekaman.  Menurutnya, penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar sudah baik. Di mana dari segi teknik, pukulan, penjiwaan serta gerakan sudah sangat atraktif dan mampu dibawakan dengan baik. "Sangat atraktif, kalau istilah Balinya nyakcakin, astungkara bisa juara," ungkap Jaya Negara.

Sementara, Kordinator Sekaa Baleganjur Tampak Swara Kencana, I Made Buana mengatakan dalam ajang PKB ini Sekaa Gong Tampak Swara Kencana yang dipercaya menjadi Duta Kota Denpasar membawakan garapan tabuh berjudul Menur Tiga Sakti.

Dikatakan Buana bahwa Menur Tiga Sakti menekankan pada permainan tempo, melodi, ritme, dinamika serta gerak yang atraktif dengan mengarah ke tema dan konsep menjadi unsur penting dalam wujud karya karawitan baleganjur ini.  

Menur Tiga Sakti merupakan pengejawantahan dari unsur-unsur musikal yang dibingkai oleh Satyam, Sivam, dan Sundaram. Hal ini direfleksikan pada tiga pohon yang menjadi kayu utama di sebuah setra (kuburan). Pohon tersebut adalah pohon kepuh, pohon kepah, dan pohon rangdu. Di mana, Pohon Kepuh mewakili sifat keras yang mengacu kepada kecepatan tempo serta dinamika tegas dan meledak-ledak, pohon kepah mewakili sifat lembut yang diaplikasikan pada alunan melodi yang mengalir dan ritme yang unik, serta pohon Rangdu sebagai penyeimbang atau penyelaras yang diaplikasikan pada bagian-bagian transisi karya ini.

"Menyatunya ketiga kekuatan ini mampu membangun kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang untuk menuju kehidupan yang harmonis. Terwujudnya keharmonisan atau kosmik sebagai wujud purna jiwa yang bernapaskan wana kertih," pungkas Made Buana. *mis

Komentar