nusabali

Peyadnyan Terbakar, Karya Mamukur Buyar

  • www.nusabali.com-peyadnyan-terbakar-karya-mamukur-buyar

Karya Mamukur 456 pitra yang dibuyarkan kebakaran ini untuk kali pertama digelar keluarga besar PSNKK Desa Pakraman Pertima dalam 100 tahun

Musibah di Desa Pakraman Pertima-Karangasem

AMLAPURA, NusaBali
Persiapan Karya Mamukur Pasemetonan Perti Sentana Shri Nararya Kresna Kepakisan (PSNKK) yang tengah berlangsung di Banjar Perasi Tengah, Desa Pakraman Pertima, Kecamatan Karangasem mendadak buyar. Masalahnya, terjadi kebakaran hebat di lokasi karya mamukur, Selasa (8/11) siang, hingga menghanguskan 12 bangunan suci, 456 puspa (pitra), 3.000 banten, dan perlengkapan lainnya.

Belum diketahui secara pasti, apa penyebab kebakaran yang memporkporandakan persiapan Karya Mamukur PSNKK ini. Yang jelas, ketika musibah terjadi, Selasa siang sekitar pukul 11.00 Wita, di lokasi kebetulan sedang sepi, karena seluruh krama sedang sibuk mengolah bumbu untuk ngelawar di tempat lain. Dalam kurun 1 jam diamuk api, 12 bangunan suci berikut seluruh bebantenan yang telah dikerjakan selama 7 bulan sejak April 2016, ludes terbakar. Seluruh 12 bangunan suci bertiang bambu, dinding bedeg, lantai kayu, beratapkan alang-alang hangus jadi abu.

“Memang tumben tidak ada orang berjaga di piyadnyan (areal Karya Mamukur PSNKK, Red). Biasanya, sejak pagi hingga sore selalu ada yang jaga. Kebetulan, hari ini (kemarin) seluruh krama sibuk mengolah bumbu untuk mebat besok (hari ini),” ungkap salah satu panglingsir PSN KK, I Gusti Ketut Subandri, kepada NusaBali, Selasa kemarin.

IGK Subandri menyebutkan, Karya Mamukur PSNKK yang tengah dalam persiapan ini merupakan pertama kalinya digelar sejak 100 tahun silam atau tujuh keturunan. Karya Mamukur PSNKK kali ini mengupacarai 456 pitra, dengan melibatkan segenap keluarga besar PSNKK di Banjar Perasi Tengah, Desa Pakraman Pertima, Kecamatan Karangasem.

Puncak pelaksanaan Karya Mamukur PSNKK ini direncanakan berlangsung pada Wraspati Pon Uye, Kamis, 24 November 2016 depan. “Rasanya upacara tidak bisa dilaksanakan, karena seluruh upakara telah habis terbakar,” keluh IGK Subandri, sembari memperkirakan kerugian material mencapai hampir Rp 1 miliar.


SELANJUTNYA . . .

Komentar