nusabali

Tanpa Ditemani Tandem, Tamba Digoda Sugiasa

Saat Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Jembrana

  • www.nusabali.com-tanpa-ditemani-tandem-tamba-digoda-sugiasa

NEGARA, NusaBali
Bertepatan dimulainya masa kampanye Pilkada Jembrana 2020 yang juga bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, KPU Jembrana menggelar Deklarasi Kampanye Damai di halaman kantor KPU Jembrana, Jalan Udayana, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (26/9) sore.

Dalam deklarasi yang mestinya dihadiri seluruh pasangan calon (paslon) ini, Cabup Jembrana yang diusung Golkar-Gerindra-Demokrat-PKB dan PPP, I Nengah Tamba, hadir sendirian tanpa didampingi Cawabupnya, I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat.

Dari pemantauan NusaBali, Cabup Tamba tampak hadir bersama Ketua Tim Kampanye Paket Tamba-Ipat (Tepat), I Gede Puriawan, Koordinator Koalisi Jembrana Maju (KJM), I Made Suardana, Koordinator Relawan Jembrana Kembali Jaya (JKJ), I Ketut Panca Bayu, dan Liaison Officer (LO), I Nyoman Gede Agus Antara.

Sementara Cabup yang diusung PDIP-Hanura, I Made Kembang Hartawan, hadir langsung bersama Cawabupnya, I Ketut Sugiasa, disertai Ketua Tim Kampanye Paket Kembang-Sugiasa (Bangsa), Ni Made Sri Sutharmi, anggota Tim Kampanye Paket Bangsa yang juga Ketua DPC Hanura Jembrana, I Ketut Suarta, dan LO, I Wayan Ariana.

Selain paslon, dalam acara itu juga dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana, yakni Bupati Jembrana, I Putu Artha, Kapolres Jembrana, AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa dan Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf Hasrifuddin Haruna.

Juga hadir Komisioner KPU Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Agus Darma Sanjaya, Ketua Bawaslu Jembrana, Pande Made Ady Muliawan, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, dan perwakilan Kepala Badan Kesbangpol Bali. Penandatanganan Deklarasi Kampanye Damai diawali oleh Paket Bangsa yang menjadi paslon nomor urut 1. Pasangan Kembang-Sugiasa pun bersamaan naik ke panggung.

Setelah itu, giliran paket Tepat yang dipanggil, namun hanya Cabup Tamba yang naik seorang diri ke panggung. Tamba yang tanpa didampingi Cawabupnya, Ipat langsung digoda Cawabup Paket Bangsa, Ketut Sugiasa. Dengan bahasa Bali logat khas Negara, Sugiasa sempat meminta Tamba agar minta ditemani Ni Putu Angelia (satu-satunya anggota Komisioner KPU Jembrana perempuan) yang saat itu berada di atas panggung bersama jajaran Komisioner KPU Jembrana lainnya. Digoda demikian, Tamba hanya menoleh sambil tertawa, dan langsung membubuhkan tandatangan pada papan deklarasi.

Cawabup Sugiasa juga sempat meminta Tamba agar langsung mewakili tanda tangan untuk Cawabupnya, Ipat. Mendengar godaan itu, Tamba kembali hanya tertawa, dan langsung turun kembali ke tempat duduknya. Saat Tamba kembali, Sugiasa menyambangi tempat duduk Tamba. Sambil mengambil jajan di meja yang disediakan di meja Tamba. Saat itu Sugiasa kembali melontarkan sejumlah candaan, dan mengatakan Tamba sejatinya pro terhadap paket nomor urut 1 karena hadir sendiri tanpa Cawabupnya. Saat itu, Tamba bersama sejumlah timnya membalas candaan Sugiasa, dengan mengatakan Sugiasa ingin menjadi wakil Tamba. Dengan kedatangan Sugiasa ke tempat duduknya itu, dari kubu Tamba pun membalas, di kubu mereka sudah lengkap menjadi dua orang dan diartikan nomor urut 2 yang akan menang.

Candaan-candaan yang dilontarkan Sugiasa dan saling balas dengan tim Tamba itu pun sempat mengundang tawa sejumlah undangan yang saat itu masih bergiliran dipanggil untuk menandatangani deklarasi damai. Bahkan, Bupati Artha yang baru turun dari panggung, sempat menyambangi Tamba bersama Sugiasa. Saat Bupati Artha datang menghampiri, Sugiasa lagi-lagi mengeluarkan candaan dengan melarang Tamba menyentuh Bupati Artha, agar tidak ketularan menjadi Bupati. “De misi salaman nundik-nundik (jangan isi menyentuh salaman),” ujar Sugiasa.

Setelah beberapa menit melontarkan candaan, dan seluruh saksi telah menandatangani Deklarasi Kampanye Damai itu, Tamba bersama Sugiasa sempat foto bersama setelah diminta beberapa media. Sugiasa mengungkapkan candaannya dalam acara Deklarasi Kampanye Damai ini, bertujuan menciptakan situasi damai.

“Media jangan tegang-tegang. Kita paslon ketawa-ketawa. Acaranya ini (Deklarasi Kampanye Damai), jadinya kan nyambung. Sama-sama ciptakan situasi damai,” ucap Sugiasa.

Usai penandatangan deklarasi damai acara dilanjutkan penanaman bibit pohon kelengkeng oleh paslon. Saat penanaman bibit pohon yang sepakat dilakukan bersama-sama Kembang-Sugiasa dan Tamba itu, Cabup Kembang sempat melontarkan candaan dengan menegaskan hanya ada satu cetok bangunan yang disediakan untuk penanaman pohon ini. “Ini hanya ada satu. Jadi menang yang satu,” celetuk Kembang yang sempat dibalas Tamba dengan kata ‘ciat’, dan seolah-olah hendak menendang Kembang.

Candaan mereka pun berlanjut saat acara puncak, yakni launching penerbangan balon udara Pilkada Jembrana 2020. Saat penerbangan balon udara oleh Ketua KPU Jembrana, I Ketut Gde Tangkas Sudiantara, masing-masing calon juga melepas burung merpati. Begitu melepas burung merpati itu, Cabup Kembang menggoda Tamba, karena melihat burungnya terbang lebih tinggi, dan dianggap sebagai pertanda dirinyalah yang akan menang. Saat itu, Tamba yang juga didampingi para Tim Kampanyenya kembali tertawa.

Cabup Kembang di sela-sela acara mengatakan sangat mengapresiasi acara Deklarasi Kampanye Damai yang dilaksanakan KPU. “Bagi saya tidak ada cerita habis politik kita terpecah belah. Kita terkotak-kotak. Jadi ketika ada dua kubu di masyarakat yang beda pendapat. Bagaimana cara kita melobi kedua-duanya, sehingga mereka pada titik tertentu damai. Karena kepentingannya sama,” ucapnya.

Cabup Tamba juga mengapresiasi KPU Jembrana yang telah menggagas acara Deklarasi Kampanye Damai. “Urusan kesehatan, protokol kesehatan harus nomor 1. Urusan Pilbup (Pilkada) harus nomor 2,” ujarnya. Tamba juga menyampaikan permohonan maaf karena Cawabupnya, Ipat tidak bisa hadir. Tamba menegaskan, Ipat tidak bisa hadir karena bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, Ipat sedang mepamit di merajan di tempat tinggalnya, di Kediri, Jawa Timur.

“Bli Ngurah Patriana Krisna (Ipat) tidak bisa hadir, karena sesungguhnya hari ini Hari Raya Kuningan. Bli Ngurah mohon diri untuk mepamit di merajan di Kediri. Karena sudah diatur jadwal dewasa ayu (hari baik, red) hari ini, jadi beliau izin tidak bisa hadir pada kesempatan yang baik ini. Pada prinsipnya, beliau damai dan selalu mentaati prokes,” pungkasnya. *ode

Komentar