nusabali

Buleleng Tidak Bisa Garap Proyek Infrastruktur

  • www.nusabali.com-buleleng-tidak-bisa-garap-proyek-infrastruktur

Dampak Corona membuat pemerintah pusat mematalkan pencairan Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga proyek dengan dana pusat ditangguhkan.

SINGARAJA, NusaBali

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, memastikan tidak bisa merealisasikan program kegiatan di bidang infrastruktur di tahun 2020. Masalahnya, sebagian besar alokasi anggaran kegiatan infrastruktur batal diberikan sebagai dampak merebaknya wabah virus Corona baru atau Covid-19.

Data pada Dinas PUTR Buleleng menyebut, dana-dana proyek infrastruktur yang dirancang di tahun 2020, sebagian besar berasal dari dana pusat yakni Dana Alokasi Khusus (DAK). Dari sekitar Rp 38 miliar alokasi dana untuk proyek infrastruktur, sebesar Rp 35 miliar berasal dari DAK, sedangkan sisanya sebesar Rp 3 miliar bersumber dari APBD Kabupaten. Nah, menyusul merebaknya wabah virus Corona, Pemerintah Pusat mengalihkan penggunaan dana dengan membatalkan pencairan seluruh DAK termasuk untuk kegiatan infrastruktur.

Plt Kepala Dinas PUTR Buleleng, I Putu Adiptha Adiputra yang dihubungi per telepon Senin (30/3) siang menjelaskan, pembatalan transfer DAK dari pusat secara otomatis semua kegiatan yang sumber pembiayaannya dari DAK tidak bisa dilaksanakan. Disebutkan, proyek fisik yang dibatalkan seperti paket peningkatan ruas jalan kabupaten, paket irigasi, dan proyek air bersih, termasuk rencana pembangunan dua jembatan yakni jembatan Bakung di Desa Sari Mekar, Kecamatan Sukada dan jembatan di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada. “Ini sudah keputusan pusat, semua DAK termasuk DAK untuk infrastruktur dibatalkan. Kemungkinan dananya dialihkan untuk penanganan wabah virus Corona. Jadi kami tidak bisa merealisasikan proyek yang sudah dirancang,” terang mantan Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa ini.

Adipta Adiputra juga menjelaskan, pembatalan DAK tersebut berlaku terhadap proyek-proyek yang belum masuk tahap tender. Sejauh ini, seluruh proyek yang dirancang oleh PUTR, belum ada yang masuk tahap tender, karena pelaksanaan  APBD baru dapat diterapkan awal Februari. “Kalau sudah masuk tender, dananya tidak dibatalkan, tetap bisa jalan. Kami memang belum sempat memasukkan tender, karena terburu wabah Corona muncul,” ujarnya.

Disinggung proyek yang bersumber dari dana APBD Kabupaten sekitar Rp 3 miliar, Adiptha Adiputra masih menunggu keputusan lebih lanjut. Karena ada kemungkinan dana tersebut akan dialihkan juga untuk kepentinganan penanganan wabah virus corana. “Ini masih sedang dikaji, ada kemungkinan juga dialihkan dalam upaya penanganan wabah virus Corona. Jadi kami masih menunggu lebih lanjut,” kata birokrat asal Badung ini.

Sementara terkait proyek pembangunan Pasar Banyuasri di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Adipta Adiputra menegaskan, tidak terganggu masalah anggaran, karena seluruh anggaran sudah dialokasikan sejak awal menggunakan dana APBD Kabupaten. Hanya saja, disebutkan ada kemungkinan pihak rekanan (penyedia jasa,Red) yang kesulitan akibat fluktuasi harga akibat nilai tukar dollar yang terus meningkat. *k19

Komentar