nusabali

Siswi Berprestasi Meninggal Tepat di Hari H Ikut Lomba

  • www.nusabali.com-siswi-berprestasi-meninggal-tepat-di-hari-h-ikut-lomba

Korban Ni Kadek Sari, yang baru naik Kelas VI SDN 2 Tianyar Tengah, meninggal hanya berselang kurang dari 7 jam setelah dibawa keluarganya ke RSUD Karangasem

Serangan Demam Berdarah Telan Korban Nyawa Pertama di Karangasem

AMLAPURA, NusaBali
Seorang siswi berprestasi yang baru naik ke Kelas VI SDN 2 Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Karangasem, Ni Kadek Sari, 11, meninggal akibat serangan demam berdarah (DB), Kamis (16/6) pagi. Bocah perempuan berusia 11 tahun ini menghembuskan napas terakhir di ruang perawatan Sal Melati RSUD Karangasem sekitar pukul 06.20 Wita atau kurang dari 7 jam setelah dilarikan ke rumah sakit. Tragisnya, korban DB ini justru meninggal di hari H seharusnya mengikuti Lomba Melukis Tingkat Provinsi Bali, sebagai duta Karangasem.

Korban Ni Kadek Sari merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara keluarga pasangan I Nengah Sriseka dan Ni Nyoman Sriseka. Bocah malang ini diketahui menderita panas tinggi sejak Senin (13/6). Awalnya, korban diajak berobat ke RS Pratama di Kecamatan Kubu, Selasa (14/6) lalu.

Setelah sehari menjalani perawatan di RS Pratama Kubu, korban selanjutnya pidah rawat ke Klinik Tukad Luah, Kecamatan Kubu, Rabu (15/6). Ternyata, panas badannya belum juga reda. Maka, Kamis dinihari sekitar pukul 00.00 Wita, bocah Kadek Sari dibawa orangtuanya ke IRD RSUD Karangasem di Amlapura. Bocah malang ini sempat menjalani observasi yang ditangani dr Cok Arbi, lalu masuk ruang perawatan Sal Melati RSUD Karangasem sekitar pukul 02.30 Wita. Saat itu, korban sudah dalam kondisi shock, gelisah, dengan kulit membiru. Tapi, korban masih dalam kondisi sadar.

Namun, Kamis subuh sekitar pukul 05.00 Wita, korban Kadek Sari sempat berhenti bernapas. Beruntung, organ jantungnya masih normal. Toh, bocah Kadek Sari akhirnya dinyatakan meninggal kemarin pagi pukul 06.20 Wita. Korban menghembuskan napas terakhir hanya berselang kurang dari 7 jam sejak masuk ke RSUD Karangasem.

Setelah menjalani observasi lagi selama 2 jam pasca meninggal, barulah jenazah korban Kadek Sari dipulangkan dari RSUD Karangasem ke rumah duka di Banjar Pedahan Kaja, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Kamis pagi sekitar pukul 08.20 Wita. Rencananya, jenazah bocah korban DB ini baru akan dikuburkan keluarganya di setra adat setempat pada Soma Umanis Watugunung, Senin (20/6).

Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, membenarkan jika bocah Kadek Sari meninggal akibat serangan DB. Menurut Suardana, bocah Kadek Sari merupakan korban DB pertama yang meninggal dalam perawatan di RSUD Karangasem tahun 2016. “Ini korban DB pertama yang meninggal, dari ribuan pasien DB yang sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Karangasem,” tandas Suardana saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Kamis kemarin.

Ayah korban, I Nengah Sriseka, mengaku sangat terpukul atas kematian putri ciliknya yang dikenal sebagai siswi bereprestasi ini. Selama ini, kata Nengah Sriseka, bocah Kadek Sari selalu menyandang predikat sebagai juara II di kelas. Predikat itu telah disandang sejak bangku Kelas I hingga Kelas V SDN 2 Tianyar Tengah. Padahal, anak ini menuntut ilmu di sekolah vilial atau kelas jauh dari SDN 2 Tianyar Tengah.

Selain berprestasi akademik, bocah Kadek sari juga punya prestasi non akademik. Anak ini dikenal jago menggambar. Bahkan, Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga (Disdikpora) Karangasem mengutus bocah malang ini sebagai duta daerahnya ke Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLSSN) Tingkat Provinsi Bali, unuk nomor lomba melukis. “Justru anak saya meninggal pas di hari saat puncak lomba,” keluh Nengah Sriseka.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Tianyar Tengah, I Made Rangkep, me-ngatakan selama ini bocah Kadek Sari amat diandalkan sekolahnya dalam lomba-lomba non akademis, terutama bidang seni melukis. “Almarhum dipercaya mewakili Kabupaten Karangasem ke ajang FLS2N Tingkat Provinsi Bali. Dia ikut bidang melukis. Maunya, hari ini (kemarin) ikut lomba, tapi batal karena sakit,” terang Kasek Made Rangkep saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Kamis kemarin.

Kasek Made Rangkep sendiri mengaku kaget mendengar kabar duka anak didiknya yang berprestasi ini meninggal begitu cepat. Padahal, bocah Kadek Sari hanya menderita panas tinggi tiga hari, tapi langsung meninggal. “Saya kira panas badan biasa, ternyata di hari ketiga malah meninggal. Saya kaget juga, makanya saya langsung ke rumah duka,” paparnya.

Menurut Kasek Made Rangkep, bocah Kadek Sari termasuk siswi cerdas, dengan prestasi yang stabil selalu juara II kelas sejak Kelas I SD. “Kami merasa kehilangan seorang siswi yang cerdas. Selama ini kami merasa dekat dengan anak itu,” cerita Made Rangkep.

Dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin, Kpala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdikpora Kecamatan Kubu, Ni Nengah Sari, mengaku baru mendapatkan kabar duka atas meninggalnya siswa berprestasi ini dari Kasek Made Rangkep. “Hanya saja, saya belum sempat melayat ke rumah duka, karena masih menggelar upacara piodalan,” ujar Nengah Sari. 7 k16

Komentar