nusabali

Empat Bulan, di Tabanan Ada 22 Kasus Gizi Buruk

  • www.nusabali.com-empat-bulan-di-tabanan-ada-22-kasus-gizi-buruk

Dinas Kesehatan mengklaim kasus gizi kurang maupun gizi buruk di Tabanan lebih banyak diakibatkan penyakit bawaan.  

TABANAN, NusaBali
Jumlah penderita gizi buruk di Tabanan mengalami peningkatan pada rentang bulan Januari hingga April tahun 2015 dan tahun 2016. Pada bulan Januari hingga April 2015 sebanyak 12 kasus. Jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016 terjadi peningkatan dengan 22 kasus.

Kepala Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, I Wayan Sudiartana mengatakan, kasus gizi buruk terhadap balita bukan karena kurangnya asupan gizi. Melainkan adanya penyakit bawaan yang dialami bayi. Ada pula penyakit karena faktor kelainan congenital seperti jantung bocor, infeksi paru-paru, anemia, mikrocepalli (kondisi dimama kepala lebih kecil dari normal) karena disebabkan kelainan genetic, down syndrome (keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental), dan gangguan tumbuh kembang. Sehingga makanan apa pun yang diberikan tidak masuk. “Jadi di Tabanan tidak ada kasus gizi buruk maupun gizi kurang akibat kekurangan asupan makanan,” jelas Sudiartana, Senin (13/6).

Dikatakan, pada tahun 2014 ada balita gizi buruk meninggal karena penyakit bawaan yakni kekurangan darah. Sehingga kondisi balita tersebut lesu dan tidak sehat. Dinas Kesehatan Tabanan telah melakukan pengujian di laboratrium, namun hasilnya tidak jelas. “Cek lab sampai ke Jepang, namun hasilnya tidak jelas,” tambah Sudiartana.

Pihaknya gencar melakukan pencegahan agar tak ada lagi kasus gizi kurang apalagi gizi buruk. Pencegahan dilakukan dengan konseling gizi di seluruh Puskesmas, Posyandu, dan rumah tangga. Konseling gizi berupa penyuluhan, mengajarkan cara membeli makanan hingga memasak. “Kami sudah lakukan secara rutin untuk mengurangi gizi buruk,” ujarya.

Sudiartana melanjutkan, tidak hanya melakukan konseling, PMT (Pemberian Makanan Tambahan) juga dilakukan untuk mengatasi gizi buruk. “Penanganan gizi buruk yang terjadi pada balita, biaya rumah sakit ditanggung pemerintah karena dana tersebut bersumber dari APBD dan provinsi,” jelas Sudiartana.

Ke depanya, ia berharap segera bisa menuntaskan kasus gizi buruk di Tabanan. Diakui, secara nasional, Tabanan merupakan peringkat ke-4 sedikit adanya gizi buruk. “Secara nasional kita peringkat 4 paling sedikit ada kasus gizi buruk, meskipun masih ada kasus gizi buruk karena penyakit bawaan,” ujarnya. 7 cr61

Komentar