nusabali

Megandu, Permainan Unik Selepas Panen Padi

  • www.nusabali.com-megandu-permainan-unik-selepas-panen-padi

Permainan tradisional dalam agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) biasanya dimasukkan dalam kesenian dolanan.

DENPASAR, NusaBali
Namun kali ini, permainan tradisional lainnya dapat kesempatan merasakan panggung Taman Budaya-Art Center, Denpasar. Permainan itu bernama ‘Megandu’ yang berasal dari Banjar Ole, Desa Marga, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan.

Permainan tradisional bagi Ketua Sanggar Wintang Rare Tabanan, I Wayan Weda, sudah cukup lama tidak masuk dalam agenda PKB. Biasanya hanya disajikan dalam bentuk dolanan. Seingatnya, dulu ia rutin mengisi agenda permainan tradisional di PKB sejak tahun 1995. Setelah itu, mulai tahun 2001 tidak ada lagi panggilan untuk mengirim duta permainan tradisional.

“Dari tahun ke tahun saya membina anak-anak untuk bermain permainan tradisional. Sebenarnya ada banyak permainan, bahkan sampai ratusan. Yang saya sudah pentaskan ada sebanyak 11 permainan di PKB dari tahun 1995. Sekarang baru dipanggil lagi, setelah dari tahun 2001 tidak ada pemanggilan untuk tampilkan permainan tradisional (lagi),” ujarnya saat ditemui di sela persiapan pentas permainan tradisional ‘Megandu’ di Kalangan Angsoka, Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Minggu (1/7).

Permainan Megandu, kata Wayan Weda, merupakan permainan yang dilakukan sehabis masa panen. Megandu berarti bermain lempar-lemparan. Yang dilempar adalah bola yang dibuat dari jerami kering sisa panen padi. Bola dibentuk seumpama telur.
 
Dalam bermain Megandu ini, Wayan Weda pun menerapkan aturah khusus. Selama permainan, harus fokus, dan tidak boleh membawa HP. “Selama latihan di sanggar, saya tidak berikan mereka membawa hp, agar mereka konsentrasi terfokus. Sebab bukannya jadi melestarikan, tetapi jadi semakin tidak fokus karena yang modern saja yang dilihat di HP,” katanya.

Wayan Weda pun berharap, permainan tradisional terus dilestarikan, karena permainan tradisional menjadi dasar bagi seniman untuk menciptakan kesenian lainnya, seperti kolaborasi dalam bentuk gong kebyar, dan lain-lain. “Harapan saya pemerintah biar jeli untuk meelihara permainan tradisi ini ke depannya. Kalau ini sampai hilang, anak-anak tidak akan punya pergaulan. Dia cuma di kamar saja. Kalau ini (permainan tradisional) hidup, anak siapa pun akan berkumpul,” tandasnya. *ind

Komentar