nusabali

5 Guru dari Bali 'Juara' KTI Nasional

  • www.nusabali.com-5-guru-dari-bali-juara-kti-nasional

Kasek SMAN Bali Mandara, Nyoman Darta, sabet perunggu kategori Kasek SMA dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Best Practice Nasional

Guru SMKN Bebandem Berjaya di OGN 2018


AMLAPURA, NusaBali
Lima (5) dari 12 guru berprestasi asal Bali yang tembus babak final dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Best Practice Nasional 2018, meraih predikat ‘jawara’ dengan menyabet 1 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Bukan hanya itu, satu guru asal Bali lainnya juga berjaya sabet medali perunggu dalam ajang Olimpiade Guru Nasional (OGN) 2018.

Tarung babak final Lomba KTI Best Practice Nasional digelar di Swiss-Belresidences Ka-libata, Jalan Raya Kalibata Nomor 22 Pancoran Jakarta, 4-8 Mei 2018. Sedangkan OGN 2018 yang mengantarkan gurui dari Bali meraih medali perunggu, digelar di di Hotel Lombok Raya Mataram, NTB, 6 Mei 2018. Dalam OGN ini, I Nyoman Dwika Adiana, guru Seni dan Budaya dari SMKN Bebandem, Karangasem berhasil sabet medali perunggu.

Sementara, satu-satunya guru berprestasi asal Bali yang berhasil sabet medali emas dalam Lomba KTI Best Practice Nasional 2018 adalah I Putu Arimbawa. Guru asal Singaraja, Buleleng yang kini menjabat sebagai Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali ini sabet medali emas kategori ‘Pengawas SMA’.

Informasi yang dihimpun NusaBali, Minggu (6/5), Putu Arimbawa berhasil menjadi yang terbaik Lomba KTI Best Practice Nasional 2018 kategori Pengawas SMA, dengan menyingkirkan 9 finalis lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia. Sedangkan satu-satunya medali perak dalam Lomba KTI Best Practice Nasional 2018 dipersembahkan Ida Ayu Putu Satyani, guru yang kini menjabat Kepala Sekolah (Kasek) SDN 8 Mas, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar. Dayu Putu Satyani sabet perak kategori Kasek SD, setelah memenangkan persaingan dengan 28 finalis lainnya dari berbagai provinsi se-Indonesia.

Sebaliknya, 3 guru berprestasi asal Bali yang meraih medali perunggu dalam Lomba KTI Best Practice Nasional 2018, masing-masing Kasek SMAN Bali Mandara Buleleng I Nyoman Darta, Pengawas Disdikpora Denpasar Tatik Dwi Wahyuni, dan Pengawas SMP Disdikpora Karangasem I Made Regeg.

Nyoman Darta (mantan Kepala Sekolah Teladan Nasional dua periode semasa menjabat sebagai Kasek SMAN 1 Singaraja) berhasil sabet medali perunggu kategori Kasek SMA Lomba KTI Best Practice Nasional 2018, setelah memenangi persaingan dengan 9 finalis lainnya. Sedangkan Tatik Dwi Wahyuni sabet medali perunggu kategori Pengawas SD, setelah memenangi persaingan dengan 15 finalis lainnya. Sementara I Made Regeg sabet perunggu kategori Pengawas SMP, setelah memenangi persaingan dengan 18 finalis lainnya.

Rencananya, 5 guru berpredikat ‘jawara’ dari Bali ini akan terbang ke Mataram, NTB, Senin (7/5) ini, guna menerima penghargaan. Mereka akan gabung bersama  Nyoman Dwika Adiana, peraih medali perunggu OGN 2018, untuk menerima penghargaan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, Senin ini.

Salah satu guru yang paling berpengalaman ikut lomba dan kini berhasil sabet perunggu dalam KTI Best Practice Nasional 2018, I Made Regeg, 53, mengaku amat bangga bisa berjaya lagi tahun ini. Dia mengulangi prestasinya setahun lalu, ketika sabet perunggu dalam Lomba KTI Best Practice Nasional 2018.

"Saya merasa bangga, karena kerja keras selama ini membuahkan hasil. Walau hanya meraih medali perunggu, tapi kualitasnya kan beda, karena saya melawan guru-guru pintar se-Indonesia," jelas Made Regeg saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Minggu (6/5).

Dalam Lomba KTI Best Practice Nasional 2018 kali ini, Made Regeg membawakan karya tulis ilmiah berjudul ‘Implementasi Supervisi Model Kristal dengan Teknik Coaching untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Seni Budaya SMP dalam Membuat Media Berbasis Teknologi Informasi di Kabupaten Karangasem’. Karya tulisnya itu dipresentasikan di Jakarta, Sabtu (5/5). Hasilnya telah diumumkan, Minggu kemarin.

Setahun sebelumnya, Made Regeg juga sukses tembus babak final Lomba KTI Best Practice Nasional 2017 yang digelar Hotel Melinium Sirih Jakarta Pusat, 23-26 November 2017. Kala itu, guru yang kini menjabat Pengawas SMP Disdikpora Karangasem ini membawakan karya tulis bertajuk ‘Budaya Literasi Informasi Bencana Gunung Agung pada Era Digital di SMPN 2 Amlapura’ dan sukses sabet perunggu.

Ketika itu, Made Regeg lolos lomba tingkat nasional bersama sang istri, Ni Made Sumerti, 52, yang membawakan karya tulis ilmiah berjudul ‘Uber Menuju Gerbang Literasi’. Dalam Lomba KTI Bestr Practice Nasional 2018 ini, Made Sumerti juga kembali lolos ke babak final bersama sang suami, Made Regeg. Namun, Made Sumerti yang menjabat sebagai Pengawas SD Disdikpora Kecamatan Abang, Karangasem, kembali gagal raih medali.

Sementara itu, guru mata pelajaran Seni dan Budaya SMKN Bebandem, I Nyoman Dwika Adiana, berhasil sabet medali perunggu dalam Olimpiade Guru Nasional (OGN) di Hotel Lombok Raya Mataram, NTB, 3-6 Mei 2018. Dalam tarung final, Nyoman Dwika Adiana bersaing dengan 20 finalis lainnya dari berbagai provinsi se-Indonesia.

Dwika Adiana hatus puas kebagian perunggu, setelah diungguli dua guru Seni dan Budaya SMK dari Jawa Timur, yang masing-masing kebagian medali emas dan perah. Dwika Adiana tidak tahu di bagian mana kekurangannya dibanding dua rivalnya asal Jawa Timur tersebut.

"Padahal, saya merasa mampu bersaing. Dari segi penampilan presentasi, bisa saya rasakan kemampuan diri sendiri dengan lawan. Tapi, nilai test online saya tidak tahu," keluh Dwika Adiana saat dihubungi NusaBali per telepon di Mataram, tadi malam. "Yang jelas, kelemahan guru di Bali, kurang ada pembinaan sebelum lomba. Padahal, secara kualitas kita berani bersaing," katanya.

Dwika Adiana dinyatakan lolos ke babak final OGN 2018, setelah lebih dulu mengikuti babak penyisihan Tingkat Provinsi Bali di Hotel Geria Agung Mahajaya, Jalan Cokroaminoto Ubung-Denpasar, 9-20 Maret 2018. Kemudian, dia dinyatakan masuk passing grade dan lolos ke final bersama 19 finalis lainnya dari seluruh Indonesia.

Selain Dwika Adiana, tiga guru asal Bali lainnya yang masuk babak final OGN 2018 di Mataram, masing-masing Gede Aries Pidrawan (guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA PGRI Amlapura), Ni Nengah Budiasih (guru Bahasa dan Sastra Inggris SMAN 1 Ubud, Gianyar), dan I Ketut Sutama (guru Matematika SMAN Manggis, Karangasem). Dari mereka ini, hanya Dwika Adiana yang beruntung raih medali perunggu.  

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Kadisdikpora Karangasem I Gusti Ngurah Kartika mengapresiasi prestasi yang diraih dua guru asal Karangasem, yakni Dwika Adiana dan Made Regeg. "Itu prestasi membanggakan bagi dunia pendidikan di Karangasem dan sekaligus sebagai motivasi untuk berprestasi lebih baik ke depan. Selama ini hanya dari kalangan guru dari Karangasem yang dominan berprestasi hingga ke tingkat nasional. Semoga nanti diimbangi dari kalangan siswa," harap IGN Kartika. *k16

Komentar