nusabali

Jika Satu Saja Positif, Bali KLB Difteri

  • www.nusabali.com-jika-satu-saja-positif-bali-klb-difteri

Jika hasil laboratorium menunjukan positif, kasus tersebut dapat dinyatakan KLB (Kejadian Luar Biasa) karena selama tiga tahun terakhir ini hanya ditemukan suspect difteri dengan hasil pemeriksaan negatif

RSUP Sanglah Terima Tiga Pasien Suspect Difteri

DENPASAR, NusaBali  
Satu pasien berinisial NKSS, 30, asal Banjar Abiansoan, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, yang tengah hamil tiga bulan diduga (suspect) difteri dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (24/12) sore. Saat ini dia dirawat di Ruang Nusa Indah, ruang khusus penyakit menular.

Ternyata, selain pasien dewasa, ada pula dua pasien balita yang suspect difteri masuk RSUP Sanglah lebih dulu. Yakni berinisial MDMP berumur 1 tahun 7 bulan, berjenis kelamin laki-laki yang beralamat di Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat, dan MDS, 4, laki-laki asal Ubud, Gianyar. Saat dikonfirmasi Senin (25/12), Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna membenarkan telah menerima pasien ketiga suspect difteri tersebut. “Tiga pasien yang kami terima dan diduga menderita difteri sama-sama sudah menjalani perwatan di Ruang Nuasa Indah,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya juga membenarkan telah mendapatkan laporan pasien suspect difteri. Namun, pihaknya menegaskan ini masih suspect, karena hasil pemeriksaan belum keluar, sehingga belum diketahui pasien tersebut positif difteri atau negatif. “Laporan sudah masuk. Namun untuk memastikan, masih harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sekarang masih proses pemeriksaan di laboratorium. Untuk hasilnya baru ada setelah lima hari,” terangnya.

Dikatakan, MDS, 4, laki-laki asal Ubud, Gianyar dinyatakan negatif difteri dan diizinkan pulang. Sedangkan MDMP berumur 1 tahun 7 bulan, asal Denpasar, masih menunggu hasil laboratorium. Namun kondisinya dikatakan sudah membaik.

Sementara NKSS asal Karangasem, hari ini rencanya pemberian ADS (anti difteri serum). Pihaknya juga akan turun ke lapangan hari ini untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna mengambil sampel masyarakat yang kontak dengan pasien suspect. “Dokter yang merawat pasien MDSS yaitu dr Agus Somia melaporkan pasien dalam kondisi stabil," jelasnya.

Pemeriksaan ketiga pasien suspect difteri sudah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Surabaya dan hasilnya akan keluar sekitar lima hari mendatang.  “Mudah-mudahan hasil pemeriksaan laboratorium dari dua pasien itu negatif, namun untuk kepastiannya tetap kami harus menunggu konfirmasi dari hadil pemeriksaan lab,” imbuhnya.

Dikatakan, jika hasil laboratorium menunjukan positif, kasus tersebut dapat dinyatakan KLB (Kejadian Luar Biasa) karena selama tiga tahun terakhir ini hanya ditemukan suspect difteri dengan hasil pemeriksaan negatif. “Apabila satu saja dinyatakan positif sudah dinyatakan KLB. Apabila hal ini terjadi otomatis akan dilakukan imunisasi di kabupaten/kota tempat kasus dari anak tersebut. Pemberian imunisasi ini mulai dari balita dan anak hingga usia19 tahun,” katanya.

Diungkapkan, hingga saat ini tingkat imunisasi di Bali sudah lebih dari 95 persen. Bahkan ada kabupaten yang tingkat imunisasinya sudah mencapai 100 persen.  Dia menegaskan, sebenarnya dari sisi perlindungan kepada balita Bali sudah cukup baik dan memang belum pernah ditemukan kasus positif difteri  di Bali.

Selain imunisasi, bakal juga dilakukan pengamatan penyakit dengan memeriksa kontak terdekat serta promosi kesehatan melalui komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat terutama untuk pencegahannya seperti menjaga kebersihan diri serta lingkungan. “Pencegahan utama yang bisa dilakukan yakni melalui imunisasi sejak lahir,” tandas dr Suarjaya.

Sementara keluarga pasien NKSS hingga malam kemarin coba dimintai keterangan di depan Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, enggan berkomentar. Keluarga pasien sempat keluar masuk ruangan saat makan siang dan makan malam, namun langsung bergegas masuk kembali ruangan. Dia enggan memberikan keterangan kepada wartawan.*ind

Komentar