Krakatau Reunion Satukan Penggemar di SVF
Sanur Village Festival (SVF) XII, Sabtu (12/8) malam menampilkan salah satu band legendaris yang kini bereinkarnasi menjadi Krakatau Reunion.
DENPASAR, NusaBali
Seolah membangkitkan nostalgia, penonton yang rata-rata usia dewasa langsung ikut bergoyang saat sang vokalis, Trie Utami, sejak menyanyikan lagu pertama berjudul “Kemelut”.
Lagu ‘Kemelut’ merupakan salah satu lagu dalam album pertama Krakatau sekita tahun 1986. Yang tahu lagu ini, pasti akan ikut bernyanyi. Krakatau Reunion menyatukan penggemar di SVF Sabtu malam kemarin. Mereka tampil lengkap yakni Trie Utami (vokal), Indra Lesmana dan Dwiki Dharmawan (keyboard), Pra Budi Dharma (bass), Donny Duhendra (guitar) serta Gilang Ramadhan (drum). Trie Utami mengatakan dari tahun ke tahun penyelenggaraan SVF semakin ramai. “Ini malam minggu, mari kita fun bersama,” katanya di atas panggung.
Usai lagu pertama, Iie menyambungnya dengan lagu kedua “Ironis”. Iie terlihat masih lincah dengan performa yang terjaga dengan baik, meski awal tahun depan bakal genap berusia setengah abad. Pada lagu ketiga, Iie membawakan “Seraut Wajah”, lagu lawas yang diaransemen ulang dan masuk di album terbaru Krakatau Reunion “Chapter One”. Kemudian disambung dengan instrumentalia “Haiti” yang memberikan kesempatan Indra dan Dwiki menampilkan duet keyboard guitar dalam dialog nada dan improvisasi kedua maestro ini.
Lagu “Aku Kamu Kita”, salah satu lagu dari album “Chapter One” kemudian memberikan nuansa dan karakteristik fusion pop yang kental seperti Krakatau lawas. Lagu ini, menurut Trie Utami, merupakan ungkapan kerinduan personel Krakatau, rekaman, ngeband, rekaman, serta manggung bareng dan jumpa fans, Keluarga Krakatau. “Seluruh lagu dalam labum ini diciptakan di Bali, jadi malam ini, di panggung Sanur Village Festival ini, kami mengenang kebersamaan seperti halnya satu keluarga,” kata Iie, sapaan akab Trie Utami.
Dalam karirnya band ini merilis album Krakatau Second Album ( 1987 ), Mini Album Krakatau dengan hit ‘Kau Datang’ (1989), Kembali Satu (1999 ) dan Mystical Mist (1994). Bnad ini juga merilis album world music bertajuk Magical Match (2000), Rhythm of Reformation (2005) dan 2 Worlds (2006). Untuk menyelesaikan album dengan personel yang memiliki kesibukan tinggi, Krakatau memutuskan untuk karantina di Bali. Mereka tinggal di tiga tempat yakni di Tanjung Benoa, Sanur, dan Batubulan. Album baru “Chapter One” yang dirilis awal 2017 lalu berisi 11 lagu.
Penampilan keenam personel ini masih prima dan kian menunjukkan kepiawaian dan kematangan. Jam terbang yang tinggi membuat interaksi dengan penonon yang mereka sebut Keluarga Krakatau terasa dekat dan hangat. Saat Iie akan membagi sebuah CD, seorang anak dengan percaya diri naik panggung dan menebak nomor sepatu Iie. Benar, gadis kecil bernama Natira pun mendapatkan sebuah CD Chapter One.
Pada lagu berikutnya, “La Samba Primadona”, Iie berimprovisasi vokal mengikuti alunan keyboard Dwiki dilanjutkan solo drum Gilang. Kepiawaian Gilang menggebuk drum sungguh memukau penoton yang jarang menyaksikan permaianan perkusi Iseperti itu sebelumnya. Tak salah majalah “Rolling Stone” versi Indonesia menempatkan Gilang di jajaran drummer terbaik di Tanah Air. Gilang yang getol mempelajari elemen musik tabuh dari berbagai daerah, melahirkan ritme dan nada unik.
Ketua SVF Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang tak beringsut dari tempatnya menonton berkomentar puas menyaksikan salah satu band yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya. “Betul, bukan hanya Krakatau yang bereuni, kita semua bereuni,” ujarnya. *in
Komentar