nusabali

GYS Tak Ada Sewa, Tenant Gunakan Persentase Penjualan

Perumda Pasar Pastikan Beroperasi Juni 2024

  • www.nusabali.com-gys-tak-ada-sewa-tenant-gunakan-persentase-penjualan

DENPASAR, NusaBali - Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar memastikan eks Pasar Suci yang kini disulap menjadi Graha Yowana Suci (GYS) beroperasi pada Juni 2024.

Sebanyak 14 tenant yang akan menempati kawasan inkubator usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) anak muda ini tidak akan dipungut sewa tempat, melainkan akan menggunakan persentase penjualan. 

Hal itu dikemukakan Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata yang akrab dipanggil Gus Kowi, Senin (29/4). Menurutnya, proses kurasi sudah dilakukan. Sebanyak 14 tenant mulai usaha kuliner, coffee shop, hingga tempat buku akan menempati GYS. 

Gus Kowi mengatakan, lamanya proses operasional GYS karena ada permintaan soal sewa tempat dari tenant. Tenant meminta agar tempat tidak dipungut sewa, apalagi GYS baru dibuka. Dengan permintaan tersebut, Perumda Pasar sudah mencari solusi dengan kesepakatan bahwa tidak akan melakukan pungutan sewa tempat. 

Tetapi, nantinya strategi yang akan digunakan berupa persentase penjualan. Seluruh tenant akan menggunakan aplikasi kasir point of sale (POS). Aplikasi tersebut nantinya akan menghitung penjualan masing-masing tenant. Aplikasi tersebut akan disediakan vendor yang diajak kerja sama. 

Vendor akan menyiapkan seluruh perangkat digital dari penjualan, jenis yang dijual hingga penghitungan pengunjung setiap harinya. Sehingga, penghitungan penjualan masing-masing tenant jelas kalkulasinya. 

“Nanti semua menggunakan digital, dari segi penjualan, jenis apa yang terjual, berapa penjualannya sampai berapa pengunjung per hari bisa dilihat dan dioperasikan vendor,” jelas Gus Kowi. 

Menurut Gus Kowi, untuk persentase pada aplikasi POS, kalau ada penjualan dan transaksi di nota senilai Rp 1.000 sampai dengan Rp 10.000 kena charge 15 persen. Transaksi Rp 11.000 sampai dengan Rp 30.000 kena charge 12 persen, Rp 31.000 sampai Rp 50.000 kena charge 10 persen, dan penjualan Rp 51.000 ke atas dikenakan charge 5 persen. 

Nantinya, hasil persentase itu akan diakumulasi oleh vendor. Hasil tersebut nantinya akan dibagi 50 persen untuk vendor dan 50 persen masuk ke perumda. 

“Vendor sempat minta 70 persen, Perumda 30 persen. Tetapi kami minta 50 persen. Kita akan uji coba dulu pelaksanaannya selama tiga bulan ke depan. Akan ada rapat final dengan tenant, jadi kami sampaikan paling lambat tempat sudah dibangun pekan depan,” kata mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini. 

Dikatakan Gus Kowi, selain pendapatan dari persentase tersebut, kesepakatan lainnya ada biaya operasional pedagang (BOP) yang mereka harus setor setiap bulan ke Perumda Pasar sebesar Rp 80.000 per tenant. “Kalau BOP murni masuk ke Perumda Pasar. Kalau persentase itu kami bagi karena menggunakan jasa dari vendor,” imbuh Gus Kowi. 

Menurut Gus Kowi, selain tempat, Perumda juga menyiapkan perlengkapan bagi tenant seperti meja dan kursi. Namun untuk membangun tempat tenant itu dilakukan mereka sendiri. “Bulan Juni 2024 ini kami pastikan sudah beroperasi sebelum pelaksanaan D’Youth Fest,” tandasnya. 7 mis

Komentar