Siswa SMKN 1 Amlapura Lolos ke Festival Tingkat Nasional

Walau sempat grogi tampil di final, tetapi siswa ini bisa keluar sebagai yang terbaik.

"Ada rasa senang jadi juara Festival SMK Tingkat Provinsi Bali. Tetapi ada rasa cemas, menghadapi Festival SMK Tingkat Nasional, karena persaingannya semakin meningkat," jelas Ni Wayan Sugiani, kepada NusaBali di SMKN 1 Amlapura, Jalan Veteran, Amlapura, Selasa (26/3).

Sebab, kata dia, lawan-lawannya nanti merupakan utusan terbaik dari tiap provinsi se-Indonesia. "Tantangannya semakin berat, tetap berusaha menjadi yang terbaik," tambah alumnus SMPN 5 Abang, tersebut.

Ni Wayan Sugiani menjadi yang terbaik di Festival SMK Tingkat Provinsi Bali, setelah sebelumnya menjuarai Festival SMK Bali Timur, 29-31 Maret. gelar itu dia dapatkan setelah berlomba melalui beberapa tahapan, mulai dari tes tulis, hingga melakukan tindakan menangani pasien, dengan prosedur yang benar.

 

Selama ini, siswi berasal dari Banjar Bau Kawan, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, dikenal sebagai bintang kelas sejak kelas X di SMKN 1 Amlapura

Dia bukan saja memiliki prestasi di bidang tindakan keperawatan, juga sebagai juara dharma wacana dalam Utsawa Dharma Gita Tingkat Provinsi Bali 2023. Sehingga berhak berlaga di Lomba UDG Tingkat Nasional 2024.

Siswa kelahiran 23 Juni 2007 tersebut tergolong banyak memiliki bakat, sempat berlomba jurnalistik di Tingkat Provinsi Bali 2022, meraih peringkat kelima.

Persiapan menghadapi Festival SMK Tingkat Nasional, tengah mengoptimalkan kemampuan di bawah guru pembimbingnya, Ayu Prita Windari. "Selama melakukan persiapan sambil melakukan evaluasi, mengenai kekurangan dilakukan selama berlomba," lanjut putri sulung dari empat bersaudara pasangan I Wayan Sentana dan Ni Ketut Sri.

Kasek SMKN 1 Amlapura I Wayan Artana mengatakan, sebenarnya SMKN 1 Amlapura meloloskan 5 nomor ke Festival SMK Tingkat Provinsi Bali. "Hanya satu siswa yang mampu lolos ke tingkat nasional," katanya.

Artana berharap, siswi satu-satunya mewakili Bali, agar mampu mencapai hasil optimal, sehingga ke depan jadi tolok ukur untuk memotivasi adik-adik kelasnya.

Dia menyadari berlomba di tingkat nasional, bebannya lebih berat. Sebab, lawan-lawannya, peserta terbaik mewakili provinsi se-Indonesia. "Paling tidak berupaya mengoptimalkan potensi siswa itu, sambil melakukan persiapan mental juara dan melakukan antisipasi kendala non teknis lainnya," kata Artana.

Wakasek Kesiswaan I Made Yuli Arsana juga berharap demikian. "Walau siswa yang juara ini punya bakat tersendiri, tetap juga perlu pembinaan optimal, guna mematangkan kemampuannya," jelas Yuli.

Paling tidak kata Yuli, agar siswa yang tampil di tingkat nasional, tidak ada rasa groginya.7k16