nusabali

Ogoh-Ogoh ST Belaluan Sad Merta: Pertarungan Epik Jangkrik Raksasa

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-st-belaluan-sad-merta-pertarungan-epik-jangkrik-raksasa

DENPASAR, NusaBali.com - ST Belaluan Sad Merta, Banjar Belaluan Sad Merta, Dangin Puri Kauh, Denpasar Utara, menghadirkan ogoh-ogoh megah dengan tema ’Kalkikub Guna Rajas’.

Ogoh-ogoh ini menceritakan kisah pertarungan sengit antara Raja Kesiman dan Raja Sasak dalam memperebutkan wilayah kekuasaan.

Kedua raja bertarung adu jangkrik. Namun, jangkrik Raja Kesiman kalah. Raja Kesiman kemudian bertapa di Pura Uluwatu dan mendapat petunjuk untuk mencari jangkrik di Pantai Padang Galak Kesiman.

Jangkrik Raja Sasak ternyata siluman. Raja Kesiman pun mendapatkan jangkrik ajaib di Pantai Padang Galak yang kemudian berubah menjadi Banaspati Raja dalam pertarungan.

Banaspati Raja berhasil mengalahkan jangkrik siluman Raja Sasak, dan Raja Kesiman pun memenangkan wilayah kekuasaannya.

Ketua ST Belaluan Sad Merta, Ida Bagus Ardi Baskara (Gus Ardi), menjelaskan bahwa pengerjaan ogoh-ogoh ini dimulai dari bulan Desember hingga tuntas dan dinilai pada tanggal 17 Februari 2024. 

"Banyak suka duka dalam proses pembuatannya, terutama karena kendala waktu," kata Gus Ardi.

"Di tahun ini waktunya sangat padat dengan kegiatan pemilu, hari raya keagamaan, dan sebelumnya ST juga sempat membuat bazar."

Meskipun demikian, Gus Ardi dan timnya merasa puas dengan hasil karya mereka.
Biaya pembuatan ogoh-ogoh ini mencapai Rp 40 juta. Ogoh-ogoh ini menampilkan beberapa tokoh karakter, seperti Raja Kesiman, Raja Sasak, siluman jangkrik, jangkrik Banaspati Raja, dan Maha Rsi.

Ogoh-ogoh ini memiliki sistem bongkar pasang pada bagian Maha Rsi dan badan jangkrik Banaspati Raja. Tinggi ogoh-ogoh ini mencapai 4,5 meter. Bagian kepala ogoh-ogoh ini dapat bergerak, menambah keunikan dan daya tariknya.

Gus Ardi mengatakan bahwa lomba ogoh-ogoh di Denpasar setiap tahunnya mendorong perkembangan dan perubahan dalam seni ogoh-ogoh. "Bagi saya, perubahan itu pasti ada dan itu hal yang positif," kata Gus Ardi.

"Biaya pembuatan ogoh-ogoh ini juga dapat menghidupkan ekonomi dan pariwisata di Bali."

Gus Ardi berharap tahun Caka 1946 menjadi tahun yang lebih baik dan penuh dengan hal-hal baru.

Kisah epik, desain yang megah, dan bagian yang bergerak menjadikan ogoh-ogoh ST Belaluan Sad Merta menjadi punya daya tarik.

Ogoh-ogoh ST Belaluan Sad Merta bukan hanya indah dan kreatif, tetapi juga mengandung nilai sejarah dan budaya Bali. Ogoh-ogoh ini menjadi simbol perjuangan, keberanian, dan keuletan masyarakat Bali dalam menghadapi berbagai tantangan.

Komentar