nusabali

Dishub Bali Sebut Konstruksi Proyek LRT Dimulai September

  • www.nusabali.com-dishub-bali-sebut-konstruksi-proyek-lrt-dimulai-september

DENPASAR, NusaBali  - Megaproyek pembangunan moda transportasi kereta cepat Light Rail Transit (LRT) di kawasan wisata Kuta, Badung, diperkirakan baru bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan ground breaking LRT di Bali kemungkinan baru bisa dilakukan pada sekitar September 2024.

Dia menyebut saat ini proses pembangunan LRT masih dalam tahap menyiapkan pembiayaan. Pemprov Bali akan memegang saham mayoritas dengan besaran 51 persen, sementara pemerintah pusat 49 persen.

LRT Bali merupakan salah satu proyek strategis transportasi nasional. 

“Kalau dukungan finansial sudah oke, semestinya bisa langsung ground breaking. Perkiraan saya September,” ujar Samsi, Sabtu (17/2). 

Menurut Samsi, selain masalah pembiayaan, pembangunan LRT juga masih menunggu penetapan hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Korean National Railway (KNR) dan konsorsium di Korea Selatan. Di dalamnya telah ditentukan rute-rute yang akan dilewati termasuk stasiun-stasiun pemberhentian.
 
Seperti disebut-sebut sebelumnya rute LRT di Bali akan meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Sentral Parkir Kuta, Legian, Seminyak, hingga wilayah padat turis Canggu sepanjang 9,46 kilometer. Dalam lintasan tersebut telah ditetapkan sebanyak 8 stasiun keberangkatan/ketibaan. Samsi menyebut setidaknya setiap 15 menit sekali akan ada LRT yang berhenti di masing-masing stasiun. 

Samsi mengatakan, dengan jumlah penduduk dan kunjungan yang terus bertambah, Bali mesti segera mengembangkan sistem transportasi modern. Pada 2027, jalanan di kawasan wisata Kuta dan sekitarnya diperkirakan tidak akan dapat menampung jumlah kunjungan ke Pulau Dewata melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta. 

Samsi memperkirakan pada saat itu Bandara Ngurah Rai akan melayani 25 juta penumpang dalam setahun. Dengan jumlah orang yang masuk Bali sebanyak itu, jalanan di sekitar bandara akan macet total jika tidak didukung transportasi massal yang berjalan baik. 

Samsi mengungkapkan bahwa telah disepakati LRT Bali akan dibangun di bawah tanah. Sementara stasiun tetap dibangun di atas tanah. “LRT seluruhnya dibangun di bawah tanah, tapi untuk stasiun kan tetap harus dibangun di permukaan,” ujarnya. 

Samsi menjelaskan, dengan dibangunnya LRT di bawah tanah maka tidak akan ada proses pembebasan lahan yang dilakukan. Terkecuali pembangunan stasiun yang berada di atas tanah. 

Meski demikian dengan lintasan LRT dibangun di bawah tanah dipastikan pula biaya pembangunannya ikut membengkak. 

Kereta jenis LRT yang dioperasikan di atas tanah saja dapat memakan biaya pembangunan sebesar Rp 500 miliar per kilometer. Perhitungan tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk membangun LRT di atas tanah. Sedangkan kereta LRT yang dibangun di bawah tanah, biayanya akan lebih besar. 7 a 

Komentar