nusabali

Ogoh-Ogoh Maskumambang: Kisah Janin dan Ujian Bhuta Kala dengan Sentuhan Bluetooth

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-maskumambang-kisah-janin-dan-ujian-bhuta-kala-dengan-sentuhan-bluetooth
  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-maskumambang-kisah-janin-dan-ujian-bhuta-kala-dengan-sentuhan-bluetooth

MANGUPURA, NusaBali.com - Semarak menyambut Nyepi Tahun Baru Caka 1946 semakin terasa di Kabupaten Badung. Sekaa Teruna (ST) Dipa Bhuana Canthi, Banjar Basangkasa, Desa Adat Kerobokan, Kuta, tengah sibuk menyelesaikan ogoh-ogoh megah bertajuk ‘Maskumambang’.

Tahun ini, ST Dipa Bhuana Canthi ingin melengkapi trilogi ogoh-ogoh mereka. Sebelumnya, pada tahun 2023, mereka sukses meraih juara 1 zona 5 Kabupaten Badung dengan ogoh-ogoh ‘Kala Sri Pati’. Ogoh-ogoh Maskumambang merupakan prekuel dari Kala Sri Pati, menceritakan kisah janin (calon bayi) yang digentayangi bhuta kala.

"Tema ini sebenarnya berkisah tentang janin  yang digentayangi oleh bhuta kala. Sosok bhuta kala ini sebenarnya merupakan bagian dari proses ujian bagi sang bayi," terang Raka Kusuma Wardana, konseptor dan undagi ogoh-ogoh, Jumat (16/2/2024).

Raka menjelaskan bahwa bhuta kala melambangkan berbagai rintangan dan godaan yang dihadapi manusia sejak dalam kandungan. Jika sang bayi berhasil melewati ujian ini, bhuta kala akan berubah menjadi pelindungnya.

Ogoh-ogoh ini terinspirasi dari lontar Panca Durga dan Kanda Pat. Bhuta kala digambarkan sebagai wanita tua bertelanjang dada dengan gestur menerkam janin. Wujud ini melambangkan kegelapan dan kekuatan jahat.

"Pesan ogoh-ogoh ini agar kita merawat dan menjaga anak sejak dalam kandungan. Anak harus mendapat perhatian dari orang tua, keluarga, dan lingkungan," jelas Raka.


Proses Kreatif dan Tantangan

I Gede Edy Santika, konseptor dan undagi lainnya, menjelaskan bahwa ogoh-ogoh ini dibuat dengan bahan ramah lingkungan. Sebagian besar anatomi ogoh-ogoh menggunakan kardus, dan bagian sayap dan lainnya dari bahan alam seperti sabut kelapa, daun nangka, dan kesumba.

Kesulitan utama terletak pada pembentukan figur agar sesuai dengan karakter yang ingin ditampilkan. "Kami ingin menampilkan mimik sinis dan licik, sehingga aura jahatnya terlihat jelas," kata Edy.

Mimik sinis dan licik ditampilkan pada ogoh-ogoh Maskumambang.

Teknologi bluetooth digunakan untuk menggerakkan kepala, sayap, dan janin ogoh-ogoh. Gerakannya dirancang agar terlihat natural dan tidak menyerang.

Kerja Sama Tim dan Persiapan Lomba

I Nyoman Rio Paryatmana, Ketua ST Dipa Bhuana Canthi, mengatakan bahwa anggota ST sangat terlibat aktif dalam pembuatan ogoh-ogoh ini. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok dengan tugas masing-masing.

Pembuatan ogoh-ogoh juga untuk mengikuti perlombaan ogoh-ogoh se-Kabupaten Badung pada 21-23 Februari 2024. 

"Target kami, 20 Februari pengerjaan ogoh-ogoh sudah rampung. Kami ingin menampilkan yang terbaik dalam perlombaan ogoh-ogoh tahun ini. Ada kejutan yang akan ditampilkan, tidak hanya dari ogoh-ogohnya, tetapi juga dari fragmen tari, musik gamelan, dan sistem teknologi," kata Rio.*ol4

Komentar