nusabali

KPPS Pakai Kostum Arja Cupak dan Lenda-lendi Calonarang

TPS di Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi, Badung yang Tampil Beda dan Unik

  • www.nusabali.com-kpps-pakai-kostum-arja-cupak-dan-lenda-lendi-calonarang

Konsep mengenalkan kostum dramatari Arja Cupak di momen pemungutan suara ini merupakan salah satu upaya pelestarian seni budaya di tengah pesta demokrasi.

MANGUPURA, NusaBali
Ada yang menarik dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada di Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi, Badung, Rabu (14/2). Seluruh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ada di TPS tersebut menggunakan kostum Arja Cupak dan Lenda-lendi Calonarang.

Ada tiga TPS yang ada di balai banjar tersebut, yakni TPS 19, 20, dan 21. Setiap TPS berisikan tujuh orang petugas KPPS. Mereka mengenakan kostum yang berbeda-beda. Pada TPS 19 yang seluruh petugas KPPS-nya perempuan, terlihat mengenakan kostum lenda lendi atau sisya Calonarang. Sedangkan pada TPS 20 dan 21, petugas KPPS menggunakan kostum dramatari Arja Cupak. Kostum yang mereka kenakan justru menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilih yang datang ke TPS.

Foto: Petugas KPPS di TPS Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Mengwi, Badung tampil beda memakai kostum Arja Cupak dan Lenda-lendi Calonarang, Rabu (14/2). -AGUNG INDI

Ketua KPPS TPS 21 Banjar Blungbang, Desa Penarungan, I Nyoman Tengger mengatakan kostum dramatari Arja Cupak ini sebetulnya sudah menjadi ikon, karena sudah beberapa kali konsep tersebut digunakan setiap perhelatan pemilu. Kostum ini dipilih karena ingin menunjukkan kekayaan budaya asli yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Kesenian Arja Cupak, kata Tengger, bahkan sudah berkembang sebelum tahun 1960-an dan masih eksis hingga sekarang.

"Kebetulan di Banjar Blungbang, Penarungan memang ada seni budaya yang namanya Arja Cupak. Kemudian kami ambil lakon Calonarang, sehingga kostumnya menjadi lebih banyak sesuai peran-peran yang ada. Dan ini selalu dijadikan ikon kami setiap ada perhelatan pemilu," ujarnya.

Mengingat ada 21 petugas KPPS yang harus memakai kostum, Tengger mengaku persiapan dilakukan sejak pukul 04.00 Wita. Mengingat pemungutan suara sudah dimulai pukul 07.00 Wita. "Kami cukup membutuhkan waktu untuk berhias, sehingga kami targetkan jam 6 pagi sudah selesai. Jam 7 sudah start pemungutan suara," ucapnya sembari mengatakan para petugas KPPS menggunakan kostum tersebut satu hari penuh.


Ditanya makna khusus mengenakan kostum Arja Cupak dan Lenda-lendi Calonarang, Tengger mengaku tidak ada makna khusus. Hanya saja terselip harapan agar pemimpin yang terpilih bisa membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Selain itu, pemimpin terpilih diharapkan tidak rakus sebagaimana karakter Cupak itu sendiri.

Sementara itu, Ketua Sanggar Bani Malu Banjar Blungbang, I Wayan Yidiastra konsep mengenalkan kostum dramatari Arja Cupak di momen pemungutan suara ini merupakan salah satu upaya pelestarian seni budaya di tengah pesta demokrasi. Pihaknya mengakui untuk pakaian yang dikenakan oleh para petugas KPPS diambil dari dua sanggar yang ada di Banjar Blungbang, yakni Sanggar Bani Malu dan Sanggar Angsoka Mekar. "Kalau kostum Arja Cupak lebih banyak dari Sanggar Angsoka Mekar," ucapnya.

Selain mengenakan kostum Arja Cupak dan Lenda-lendi Calonarang, TPS di Banjar Blungbang juga mengusung konsep valentine. Ada balon warna warni yang mengisi tiap sudut TPS. Bahkan masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya diberikan bunga mawar berwarna putih. Ini sebagai upaya mengajak masyarakat untuk senang dan semangat datang ke TPS. 7 ind

Komentar