nusabali

Wisata Tirta Wajib Punya Balawista

Kepengurusan Tingkat Kabupaten Segera Diresmikan

  • www.nusabali.com-wisata-tirta-wajib-punya-balawista

Saat ini Buleleng telah memiliki 120 orang balawista yang bersertifikat dasar. Mereka difasilitasi pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat untuk mengikuti sertifikasi.

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng tahun ini mendorong seluruh Daya Tarik Wisata (DTW) Tirta baik air terjun, pemandian, pantai dan laut, memiliki balawista. Hal ini untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan yang sedang menikmati wisata. Kepengurusan balawista Kabupaten Buleleng akan segera diresmikan sebagai langkah awal perbaikan tata kelola pariwisata.
 
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara ditemui Rabu (10/2) kemarin mengatakan, sesuai dengan undang-undang kepariwisataan dan Perda Kepariwisataan, dalam pengelolaan DTW harus menjamin keselamatan wisatawan. Sehingga setiap wisata tirta wajib untuk memiliki balawista.
 
“Selama ini yang terjadi di lapangan guide merangkap jadi balawista. Nah, tahun ini tata kelola pariwisata ini yang dibenahi, mana tugas guide dan mana balawista harus dibedakan. Balawista disiapkan masing-masing pengelola DTW disesuaikan dengan rasio pengunjung,” ucap Dody.
 
Saat ini Buleleng telah memiliki 120 orang balawista yang bersertifikat dasar. Mereka difasilitasi pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat untuk mengikuti sertifikasi. Sedangkan relawan balawista pertama di Buleleng terbentuk di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng.
 
Tahun ini Dispar Buleleng sedang merancang pengesahan kepengurusan balawista tingkat Kabupaten Buleleng. Sekretariatnya pun dirancang di Pantai Lovina. Dengan diresmikannya kelembagaan balawista, Dinas Pariwisata Buleleng juga akan menyiapkan anggaran untuk operasional dan keperluan lainnya.
 
Sementara itu, Ketua Balawista Buleleng Agus Darma yang menginisiasi balawista pertama di Desa Sangsit mengatakan, mereka terbentuk dari relawan yang peduli pada pariwisata Buleleng. Selain itu pembentukan balawista di Desa Sangsit sejak 2015 untuk mengarahkan pemuda setempat mengisi aktivitas dengan kegiatan yang positif.
 
Selama ini balawista berjalan secara swadaya. Termasuk dalam pemenuhan sarana prasarana penunjang. “Kami kalau sarpras penunjang termasuk alat rescue sudah ada, hanya kuantitasnya saja yang kurang. Sejauh ini masih disimpan di rumah saya, kalau ada kegiatan di pantai mesti angkut-angkut dulu. Kalau nanti sudah ada sekretariat ini akan lebih mudah,” ucap Agus Darma.
 
Ditanya soal potensi kecelakaan di air DTW Buleleng, meski lautnya terkenal sangat landai dan tidak seganas laut di Bali Selatan, tetap harus ada pemantauan dan personil penyelamatan. Sebab data kejadian kecelakaan di wisata tirta baik di air terjun dan di laut Buleleng cukup tinggi.
 
“Berdasarkan data Basarnas untuk kecelakaan di laut saja itu rata-rata 5 orang meninggal dunia setiap tahun,  ini termasuk tinggi sehingga perlu ada pengawasan dan pemantauan ,” paparnya.7 k23

Komentar