nusabali

Pertamina Genjot Suplai BBM Hijau

Untuk Kebutuhan Kapal Pesiar yang Bersandar di Pelabuhan Benoa

  • www.nusabali.com-pertamina-genjot-suplai-bbm-hijau

Data dari Pelindo pada 2024 sebanyak 68 kapal pesiar mendaftar untuk sandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan.

DENPASAR, NusaBali
PT Pertamina memiliki peluang menggenjot suplai bahan bakar minyak (BBM) hijau atau ramah lingkungan khususnya untuk kebutuhan kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Penyaluran (thruput) BBM rendah sulfur itu saat ini mencapai 1.700 kiloliter per hari dan diproyeksikan dapat meningkat hingga dua kali lipat.

“Kapal pesiar yang menggunakan area Benoa di (dermaga) selatan, ini merupakan pasar BBM. Jadi ini merupakan kolaborasi menyeluruh antara Pertamina dan Pelindo,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan di sela penandatanganan perjanjian awal rencana kerja sama dengan Pelindo di Pelabuhan Benoa, Jumat (15/12) seperti dilansir Antara.

Dia menjelaskan pengoperasian untuk distribusi BBM kapal atau Marine Fuel Oil (MFO) yang ramah lingkungan itu dari Terminal BBM Sanggaran Denpasar yang berada tak jauh dari Pelabuhan Benoa. Riva menambahkan penyaluran (thruput) BBM rendah sulfur itu saat ini mencapai 1.700 kiloliter per hari dan diproyeksikan dapat meningkat hingga dua kali lipat. “Harapannya kalau nanti kami menempatkan MFO yang rendah sulfur, ini kemungkinan bisa meningkat dua kali lipat,” imbuhnya.

Adapun dalam satu kali pengisian BBM untuk kapal pesiar, lanjut dia, diperkirakan mencapai sekitar 1.000 kiloliter. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan dengan lalu lintas kapal pesiar yang makin meningkat di Pelabuhan Benoa Denpasar, diperkirakan kawasan itu dapat menjadi pusat suplai BBM hijau.

“Kami tahu Pertamina sedang mendorong energi hijau dan ini menarik Pertamina bukan hanya menjual gasoline, minyak gas tapi juga menjual MFO yang non sulfur, kilangnya di Balikpapan yang bisa produksi MFO kualitas tinggi,” katanya.

Di sisi lain, dia pun mengharapkan relokasi dermaga untuk kapal migas dari sisi selatan ke utara Pelabuhan Benoa dapat berlangsung cepat untuk mendukung proyek Pusat Pariwisata Maritim Bali (BMTH). Nantinya, dermaga itu untuk memperluas sisi selatan yang memiliki panjang sekitar 500 meter, sehingga dapat menampung empat hingga lima kapal pesiar dalam waktu bersamaan di Pelabuhan Benoa.

Berdasarkan data Pelindo, selama Januari-Desember 2023 terdapat 50 kapal pesiar memiliki jadwal untuk sandar, sebanyak 45 kapal pesiar mancanegara di antaranya sudah bersandar hingga Jumat (15/12). Sedangkan, pada 2024 sebanyak 68 kapal pesiar mendaftar untuk sandar di Pelabuhan Benoa.

Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menandatangani perjanjian awal rencana kerja sama pembangunan fasilitas pendukung di Pusat Pariwisata Maritim Bali atau Bali Maritim Tourism Hub (BMTH) Pelabuhan Benoa dengan tiga mitra strategis. Korporasi BUMN itu menandatangani dokumen kerja sama dengan Kaja Group, Pertamina Patra Niaga, dan Bina Nusantara (Binus).

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, mengatakan pengembangan fasilitas tersebut menjadi batu loncatan untuk penataan BMTH. Dia mengungkapkan untuk kampus yang rencananya dibangun di kawasan itu menggandeng perusahaan teknologi dunia. “Kami harapkan tahap awal itu 40 persen ekspatriat dan lambat laun berkembang menjadi mayoritas ekspatriat,” imbuhnya.

Arif menambahkan dengan penataan di BMTH, Pelabuhan Benoa dapat menampung empat hingga lima kapal pesiar dalam waktu yang bersamaan.
Saat ini, panjang dermaga pesiar di Pelabuhan Benoa sudah mencapai 500 meter yang sebelumnya hanya 350 meter.

Rencananya, dermaga untuk kapal minyak dan gas akan direlokasi ke sebelah utara. Sementara dermaga yang digunakan saat ini di sebelah selatan digunakan dermaga pesiar untuk mengakomodasi empat hingga lima kapal pesiar sandar bersamaan. 7 ant

Komentar