nusabali

Mahfud Bicara Tantangan Indonesia Emas

  • www.nusabali.com-mahfud-bicara-tantangan-indonesia-emas

JAKARTA, NusaBali - Usai debat Pilpres perdana yang berlangsung pada Selasa (12/12) malam, Menko Polhukam sekaligus Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD langsung keliling ke sejumlah titik di Provinsi Banten, Rabu (13/12).

Salah satunya, Mahfud menghadiri Seminar Kebangsaan di Universitas Faletehan, Cilegon, Serang. Hadir dalam kesempatan ini, politisi PDI Perjuangan Rano Karno, Rektor Universitas Faletehan Prof Andiko Nugraha Kusuma, dan sejumlah civitas akademika.

Di depan ratusan mahasiswa, Mahfud bicara tantangan menuju Indonesia Emas 2045 dari perspektif politik dan hukum. Dikatakannya, Indonesia Emas 2045 diharapkan betul-betul menjadi negara merdeka, bersatu, berdaulat, dan di dalamnya adil dan makmur. "Sekarang ini kita sudah merdeka. Namun, kemerdekaan kita masih tersandera oleh perilaku politik maupun geopolitik dunia," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya.

Ke depan, Indonesia sudah harus mampu menentukan posisi di kancah dunia. Indonesia 2045 harus sudah tidak ada orang miskin, tak ada pengangguran, lulusan SMA seluruhnya masuk ke perguruan tinggi, dan 2045 Indonesia akan menjadi negara keempat terbesar di dunia. Setelah China, India, Amerika Serikat.

Prasyarat menuju itu, lanjut Mahfud, adalah demokrasi dan hukum yang baik. Demokrasi ditandai oleh pemilu secara periodik. Pemilu memberi kesempatan kepada rakyat menilai dan memvonis pemimpinnya. Zaman Orde Baru, asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, dan rahasia. Namun, di zaman Orde Baru asas itu sekadar formalitas.

Saat ini, pemilu mengusung asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, ditambah jujur dan adil. "Pemilu Orde Baru dulu nggak adil. Setahun sebelum pemilu sudah bisa ada hasilnya. Dulu selalu ada intimidasi. Direpresi dan ditekan. Kalau seniman diteror dan dikecilkan,” tutur Mahfud.

Di zaman reformasi ini, sudah ada instrumen hukum pemilu yang lebih adil. Penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu, kini independen dipilih DPR.

“Sehingga, kalau ada kecurangan, lebih banyak dilakukan kontestan. Ya memang masih ada sih orang ndablek (bandel), bukan kontestan, ikut-ikutan merepresi,” tandasnya.

Yang kedua adalah penegakan hukum. Zaman Orde Baru, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) amat menjamur. Karenanya, praktik ini dikoreksi oleh reformasi. “Sehingga setiap ada gejala muncul KKN, itu harus dilawan. Supaya kita tidak kembali lagi ke Orde Baru. Kalau SDA dikelola dengan baik, diberantas korupsinya, Indonesia Emas akan terwujud," tegas Mahfud.

Mahfud mengingatkan, Indonesia bisa bubar jika hukum dan keadilan tidak ditegakkan. Kalau negara sudah berlaku tidak adil, maka potensi bubar akan semakin besar. "Negara tidak adil itu berarti disorientasi. Kalau dibiarkan muncul distrust atau ketidakpercayaan. Lalu muncul disobedience atau pembangkangan. Dan selanjutnya bisa disintegrasi," tegasnya.

Bagi Mahfud, semangat Fatahillah adalah semangat melawan kesewenang-wenangan, penjajahan, dan ketidakadilan. "Mahasisa Universitas Faletehan harus terus menyuarakan penegakan hukum dan keadilan," tutur Mahfud penuh semangat. Mahasiswa sebagai warga negara, ingat Mahfud, punya hak memilih dalam sebuah proses pemilu yang bermartabat, terbuka, jujur, dan adil.

“Saudara boleh memilih siapa saja. Tapi yang penting, memilih tidak dalam ancaman. Kampus harus terus menyuarakan pemilu yang benar. Pemilu itu bukan memilih musuh, tetapi memilih kawan untuk memimpin. Dan yang terpilih harus didukung," pesan Mahfud. 

Rektor Andiko bangga Universitas Faletehan dihadiri oleh Menko Polhukam. Dia meminta mahasiswa mencontoh sosok tegas, jujur, dengan track record panjang yang tidak pernah ada cacat.

“Insya Allah Indonesia dapat mencapai Emasnya di 2045. Apalagi jika yang mengawalnya adalah sosok berintegritas seperti Pak Mahfud. Kepada mahasiswa, jadikan arahan Prof Mahfud sebagai bekal ke depan,” harap Andiko. 7 k22A

Komentar