nusabali

Mendikbud Akui Ada Kekurangan

  • www.nusabali.com-mendikbud-akui-ada-kekurangan

Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy menganggap pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2017 berjalan lancar.

Soal Sistem Baru PPDB

JAKARTA, NusaBali
Namun dia mengakui memang ada kekurangan terutama dalam sistem online. "PPDB ini pasti ada kekurangan, dan kekurangan ini akan dikumpulkan untuk evaluasi tahun depan," kata Menteri usai menghadiri peresmian SMKN 1 Leuwiliang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 12 Juli 2017 seperti dilansir vivanews.
 
Menteri menganggap wajar kekurangan atau kelemahan sistem baru itu yang belakangan banyak diprotes orang tua calon siswa karena baru diterapkan tahun ini. "Ini, kan, baru pertama kali PPDB dengan cara online," ujarnya berargumentasi.
 
Mengenai kebijakan zonasi dalam PPDB, ia menyebut itu sesungguhnya kebijakan daerah. Namun sekolah belum merata dengan sistem zonasi. "Adanya kebijakan zonasi itu bukan hanya pemerataan tapi kualitas juga harus diperhatikan," katanya.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di sejumlah wilayah diwarnai kisruh. Sebagian besar dipicu sistem zonasi yang dicetuskan Mendikbud Muhadjir Effendy.
 
Kisruh PPDB itu terjadi di beberapa wilayah di antaranya di Bantul, Bandung, Bekasi, Cirebon, Kediri dan Blitar. Sebagian besar persoalan timbul karena ada persoalan dalam pengenalan identitas calon siswa.
 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerima 240 laporan ihwal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tahun ajaran baru ini. Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto mengatakan sebanyak 48 persen dari laporan itu merupakan keluhan dari masyarakat.
 
"Sebanyak 48 persen pengaduan adanya penyimpangan," kata Daryanto menjelaskan soal laporan terkait PPDB di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa (11/7).
 
Menurut dia, kebanyakan pengaduan terkait dengan penerapan zonasi sekolah. Wilayah yang paling banyak melaporkan adanya dugaan penyimpangan di antaranya ialah Jawa Barat dan Banten.
 
Daryanto menjelaskan persoalan zonasi yang muncul salah satunya ialah karena calon peserta didik berada di daerah perbatasan. Selain itu, masalah bobot penilaian atau kriteria yang tidak bisa dipenuhi oleh calon siswa. "Ada orang tua yang protes karena nilai pelajarannya kalah dibandingkan dengan bobot zonasi," ucap dia. *

Komentar