nusabali

Tiap Tahun, Desa Bebandem Subsidi Biaya Pilah Sampah

  • www.nusabali.com-tiap-tahun-desa-bebandem-subsidi-biaya-pilah-sampah
  • www.nusabali.com-tiap-tahun-desa-bebandem-subsidi-biaya-pilah-sampah

AMLAPURA, NusaBali - Pemerintah Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem, berinovasi program pemilahan sampah dari rumah warga. Sementara program ini menyasar 200 KK dengan dana subsidi pengelolaan Rp 7 juta per bulan.

“Kami telah bangun TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle) Bandem Lestari. Sebelum kami kelola sampah di TPS3R, sampah telah dipilah olehw arga dari rumah,” jelas Perbekel Bebandem I Gede Partadana di ruang kerjanya, Banjar Pande Sari, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (3/11).

Kata dia, TPS3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau Kawasan. Program ini melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Untuk program inim Desa Bebandem telah membangun gedung di lahan 86 are. Namun hanya memanfaatkan 15 are dengan  biaya Rp 500 juta bersumber dari DAK (dana alokasi khusus).

Jelas Partadana, tiap hari sampah dikirim rata-rata 9 meter kubik ke TPS3R. Peresmian pengelolaan TPPS3R ini direncanakan 9 November 2023.

Terkait rencana itu, Perbekel I Gede Partadana tengah gencar melakukan sosialisasi. Tujuannya, agar masyarakat yang terlayani pengangkutan sampahnya telah memilah dari rumahnya masing-masing. “Kami telah menjadwalkan pengambilan sampah, Jumat ambil sampah plastik dan residu, selebihnya sampah organik,” tambah perbekel dari Banjar Desa, Desa Bebandem.

Dia mengharapkan agar ke depan masyarakat tidak buang sampah sembarangan. Masyarakat yang terlayani sampahnya, wajib bayar retribusi Rp 10.000 - Rp 30.000 per bulan. Nilai pembayaran sesuai kelas dan tingkatan volume sampah, yakni sampah rumah tangga, sampah kios, sampah took, dan sampah pasar.

Perbekel Partadana berharap, program itu agar dapat dukungan dari Desa Adat Bebandem, serta masyarakat luas. Sehingga, Desa Bebandem tidak ada lagi sampah berserakan yang terbuang di sembarang tempat. “Kebanyakan sampah berasal dari Pasar Bebandem, produksinya setiap tiga hari sekali,” tambahnya.

Dia juga mengharapkan tahun 2025 pengelolaan sampah di desa ini bisa mandiri, tidak lagi perlu subsidi. “Tantangannya agar mampu meyakinkan masyarakat agar bersedia memilah sampah. Jika sampah belum terpilah, kami tidak angkut,” demikian Partadana.

Sampah yang di TPS3R itu, kata Partadana, pengelolanya KMP (kelompok masyarakat pemanfaat), melibatkan 14 petugas di bawah koordinasi I Ketut Gali Saputra. "Kami bersinergi dengan Pemerintah Desa Bebandem mendapatkan kepercayaan mengolah sampah," kata I Ketut Gali.

Dia mengaku pihak Pemerintah Desa Bebandem tidak berharap dapat untung dari pengelolaan sampah itu. Terpenting sampah tertangani. Untuk jangka panjang, lokasi TPS3R akan dijadikan Objek Wisata Agro Desa Bebandem, dengan adanya sampah organik tanah bisa subur terutama untuk berkebun. Sementara, desa memulai pemanfaatan sampah organik untuk berkebun pisang.7k16

Komentar