nusabali

Karhutla di Kintamani Menjalar ke Buleleng

  • www.nusabali.com-karhutla-di-kintamani-menjalar-ke-buleleng

Meski jauh dari pemukiman warga, Karhutla yang terjadi karena musim kemarau dipantau ketat pihak terkait.

SINGARAJA, NusaBali
Kepulan asap putih muncul di bukit Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng, Jumat (27/10) pagi. Asap tersebut dipicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjalar dari  bukit Desa Subaya, Kintamani, Kabupaten Bangli.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Utara I Wayan Suardana mengatakan api terpantau oleh masyarakat muncul pada pukul 06.00 Wita. Sumber api ini disebutnya rambatan dari karhutla di bukit Subaya yang berbatasan langsung dengan Desa/Kecamatan Tejakula Buleleng. Titik kebakaran saat ini berjarak 500 meter dari perkebunan warga dan 2 kilometer dari permukiman.

“Saat ini titik apinya ada di kawasan hutan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Tejakula. Kalau titik api di Subaya itu sudah sejak tiga hari lalu, hanya sempat padam dan menyala lagi,” ungkap Suardana.


Petugas KPH Bali Utara dan juga anggota LPHD Tejakula sudah melakukan pemantauan sejak Kamis (26/10) malam. Mereka pun membuat sekat dengan membersihkan semak belukar dan tanaman di bukit untuk memutus rambatan api. Dalam pemantauan juga dilakukan pengecekan pipa-pipa air warga yang ada di bukit.

“Kalau pohon yang terbakar tentu banyak, ada juga yang dilindungi karena ini kawasan hutan, seperti pohon ampu, sonokeling. Tetapi yang dikhawatirkan masyarakat disini juga pipa air mereka yang ikut terbakar kalau kebakarannya merembet terus. Karena banyak pipa air yang dipasang dari Subaya untuk kebutuhan air warga Tejakula,” imbuh dia.

Sejauh ini KPH Bali Utara belum dapat memastikan berapa luasan lahan yang terbakar. Pemantauan ketat kini juga dilaksanakan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan juga Polsek Tejakula. Namun sejauh ini karhutla yang terjadi belum mengganggu aktivitas masyarakat dan belum memerlukan penanganan yang lebih intensif.

“Sementara kami upayakan membuat sekat api dulu selebar 1-2 meter dengan membersihkan semak dan tanaman di perbukitan,” papar Suardana. 7k23

Komentar