nusabali

Armada Damkar Buleleng Tua dan Rusak

  • www.nusabali.com-armada-damkar-buleleng-tua-dan-rusak

SINGARAJA, NusaBali - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Buleleng kerap berjuang memadamkan kebakaran dengan sarana dan prasarana tidak ideal. Antara lain, kurangnya pos dan pasukan pemadam hingga unit mobil pemadam yang sudah tua dan rusak.

Kondisi itu acap kali membuat Damkar Buleleng kewalahan. Seperti saat menangani kebakaran empat blok ruko di Jalan Ngurah Rai, Kota Singaraja, Minggu (8/10) lalu. Dari tujuh unit armada milik Dinas Damkar Buleleng, hanya empat yang bisa dioperasikan. Tiga armada lainya masuk bengkel karena rusak ringan dan bahkan ada yang rusak fatal. Dengan kondisi itu, Damkar hanya bisa mengerahkan empat unit armadanya dalam penanganan kebakaran Minggu lalu.

Saat itu, mobil pemadam harus bolak-balik mengambil air untuk proses pemadaman. Hal itu membuat proses pemadaman api memakan waktu cukup lama. Beruntung, proses pemadaman saat itu dibantu mobil Armored Water Cannon milik Polres Buleleng.

Kepala Dinas Damkar Kabupaten Buleleng I Made Subur mengatakan, mobil Damkar yang ada saat ini memang sudah tua. Ada beberapa armada hasil pengadaan tahun 2007. Tujuh armada disebar di tiga pos Damkar, yakni tiga armada di Pos Induk, dan masing-masing dua armada di Pos Kubutambahan dan Pos Seririt.

"Armada pemadam kebakaran sudah tua-tua, ada yang dari 2007 hingga 2012. Sangat perlu pembaruan. Tapi, kami memahami kemampuan APBD Buleleng yang terbatas," ujar Subur, dikonfirmasi Selasa (10/10), di Buleleng.

Dengan armada seadanya, Dinas Damkar Buleleng pun menyiasati dengan membentuk relawan, melakukan inspeksi, dan pelatihan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di unit-unit usaha.

Subur menyebutkan, Buleleng cukup luas. Idealnya memiliki sembilan pos Damkar di tiap kecamatan. Namun kondisi sebenarnya, Damkar Buleleng hanya memiliki 3 pos. Dampaknya, mobil Damkar memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai lokasi kebakaran.

Kata dia, keberadaan pos Damkar di tiap kecamatan akan mempercepat penanganan kebakaran. "Saat ini baru ada tiga pos Damkar. Idealnya, masing-masing kecamatan punya satu pos. Maka, kemungkinan besar 15 menit mobil Damkar bisa tiba di lokasi. Dan, kita tidak perlu dari jauh mendatangkan armada," jelasnya.

Di tiap pos pemadam kebakaran, papar Subur, idealnya diisi dua unit mobil Damkar sehingga Buleleng perlu 18 armada. Damkar Buleleng juga kekurangan pasukan pemadam. Sesuai kajian, seharusnya Buleleng memiliki 720 tenaga pemadam untuk sembilan kecamatan dengan siaga selama 24 jam. "Kini, Buleleng baru memiliki 140 tenaga. Ini sangat sedikit dan jauh dari ideal," kata Subur

Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menegaskan pemeliharaan armada Damkar sudah dianggarkan dalam  anggaran perubahan APBD 2023. Mengenai pengadaan armada baru, Lihadnyana mengaku perlu melihat kondisi armada, apabila masih bisa digunakan maka tidak perlu. Namun perawatan harus tetap dilakukan. "Kalau masih bisa pakai kenapa beli lagi. Ya, pelan-palan dulu. Nanti kita lihat, apakah perlu ditambah atau tidak," singkatnya.7mzk

Komentar