nusabali

PPDB Jalur Bina Lingkungan Dipertanyakan

  • www.nusabali.com-ppdb-jalur-bina-lingkungan-dipertanyakan

‘’Saat pengumuman saya kaget, siswa yang rumahnya jauh diterima. Adik saya ruamahnya belakang sekolah tidak diterima”.

GIANYAR, NusaBali
Jalur bina lingkungan (Binal) pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) diragukan oleh sejumlah orangtua siswa. Disinyalir, jalur ini merupakan celah bagi calon siswa titipan untuk bisa masuk sekolah favorit, tanpa berbekal prestasi akademik dan non akademik.

Menurut beberapa orangtua murid di Sukawati, Gianyar, biasanya jalur ini menjadi jalur tikus bagi orangtua siswa berduit atau punya cantolan.

Pasca pengumuman PPBD, sejumlah orangtua siswa merasa kecewa. Terutama orangtua yang anak-anaknya tak lolos di sekolah yang difavoritkan. Rasa kecewa orangtua pun berlipat ganda pada jalur binal. Sebab jalur ini diragukan keabsahannya.

Seperti diungkapkan Intan, salah seorang wali calon siswa yang merasa yakin adiknya lolos di SMPN 1 Sukawati. “Rumah saya di belakang sekolah, saya yakin dapat lewat jalur bina lingkungan. Tapi saat pengumuman saya kaget, kok siswa yang rumahnya jauh dapat. Adik saya tidak,” ungkapnya.

Intan pun tambah kecewa ketika melihat nilai yang diterima pada jalur bina lingkungan ini lebih rendah dari nilai adiknya. “Sangat kecewa adik tiang NEMnya 273,5 pakai jalur lingkungan ten maan (tidak diterima). Sedangkan yang dapat NEMnya lebih kecil. Dan rumah tiang di belakang SMP, kok bisa ngga dapet,” ungkapnya.

Terkait keluhan ini, Kepala SMPN 1 Sukawati Drs I Komang Jati SPd MM belum bisa dikonfirmasi. Namun saat ditemui Jumat (30/6) lalu di Gianyar, Komang Jati mengaku memang jalur binal ini rentan menuai keluhan dari orangtua siswa. Terlebih, kuota yang disediakan hanya 19 kursi. Sedangkan pelamar jalur ini mencapai 81 calon siswa. Pihaknya mengatakan sangat hati-hati dalam melakukan seleksi. Pihaknya mewanti-wanti kepada penanggungjawab lingkungan dalam hal ini Perbekel, Bendesa dan para Kepala Dusun agar menentukan calon siswa yang lolos sebaik mungkin. “Kami sudah rapat Selasa lalu. Dari 81 yang daftar jalur bina lingkungan. Hanya 19 yang lolos,” jelasnya.

Kriteria lolosnya di jalur ini disebutkan berdasarkan domisili calon peserta didik dan Nilai Ujian Nasional (NUN). Diakui, sekolah dengan sebutan Suspensa ini dituntut prestasi, sehingga inputnya harus diseleksi dengan ketat. “Ya mau bagaimana lagi, kita sudah berupaya. Tidak mungkin kita terima semua karena sudah ada aturan hanya 10 persen. Kemudian untuk menentukan siapa yang layak, kami pakai patokan NUN tertinggi. Ini kami lakukan semata-mata untuk menunjang prestasi sekolah. Kalau asal terima saja, kami khawatir calon siswa tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan prestasi sekolah. Janganlah NUN nya jauh panggang dari api karena sekolah juga dituntut prestasi,” terangnya.

SMPN di sebelah timur Polsek Sukawati ini menerima 256 siswa baru, dalam 8 rombongan belajar (rombel), masing-masing terdiri dari 32 peserta didik. Selain lewat jalur binal, SMPN 1 Sukawati juga menrima 20 persen siswa jalur prestasi, 20 persen jalur keluarga miskin dan sisanya lewat jalur NUN. Sementara untuk nilai terendah yang diterima di SMPN 1 Sukawati yakni 276,0. NUN tertinggi yang diterima 291,0. *nvi

Komentar