nusabali

Saat Kuningan, Ratusan Warga Malukat di Pantai Jasri

  • www.nusabali.com-saat-kuningan-ratusan-warga-malukat-di-pantai-jasri
  • www.nusabali.com-saat-kuningan-ratusan-warga-malukat-di-pantai-jasri

AMLAPURA, NusaBali - Ratusan warga melaksanakan ritual malukat (pembersihan secara batin) pada Hari Raya Kuningan, di Pantai Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (12/8) sore. Warga yang datang silih berganti ke Pantai ini dari beberapa desa.

Pantauan di lokasi, banyak di antara mereka, saat tiba di pantai mengawali dengan terapi mengubur setengah badan dengan gunungan pasir. Selanjutnya, mereka mandi di laut dan terakhir melakukan persembahyangan di tepi pantai. Warga yang datang ke pantai, rata-rata berkelompok atau sekeluarga.

Sementara itu, warga yang datang ke Pantai Jasri ini sekitar ribuan orang. Hanya saja, kebanyakan dari mereka hanya berekreasi atau berwisata ke Pantai. Sebagiannya lagi malukat.

Guna menertibkan parkir ratusan kendaraan sepeda motor dan kendaraan roda empat yang berdatangan,  sedikitnya 36 pecalang se-Desa Adat Jasri, menata parkir kendaraan tersebut. Para pecalang ini dibantu aparat dari Polsek Karangasem, dipimpin langsung Kapolsek Kompol Putu Sunarcaya.


Jro Mangku Kantor, pamangku dari Banjar Umanyar, Desa Ababi, Kecamatan Abang, di antaranya, tampak mengantarkan krama untuk melaksanakan ritual malukat. Mereka datang dalam satu rombongan. Dia mengaku sering malukat ke Pantai Lingkungan Jasri Kelod.

"Kami datang malukat untuk membersihkan diri agar tidak ada kotoran batin yang melekat di badan. Kami rutin malukat setiap hari Kuningan (210 hari,Red)," jelas Jro Mangku Kantor.

Malukat ke Pantai Lingkungan Jasri Kelod, kata Jro Mangku Kantor, menggunakan Banten Tipat Kelanan dan Banten Pamios, Malukat ini bukan berarti karena habis sakit.

Hal senada juga terungkap dari warga I Nyoman Dangin, dari Banjar Wates Kaja, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Dia datang sekeluarga malukat agar bersih secara batin. "Tiap hari Kuningan saya datang ke sini, melaksanakan upacara malukat," jelas I Nyoman Dangin.


Begitu juga menurut warga I Wayan Suarta, dari Banjar Tihingan Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem. Dia datang ke pantai ini untuk malukat karena sebelumnya secara rutin juga melaksanakan upacara itu. "Bukan saja setiap Kuningan, saya datang malukat juga saat hari Kajeng Kliwon," katanya.

Tampak di lokasi, warga yang datang leluasa malukat karena air laut sedang surut. Warga pun lebih mudah mandi di laut.  Mereka yang malukat meyakini untuk menetralisir segala kotoran bathin, minimal untuk melenyapkan, tiga kotoran bathin melekat pada jiwa manusia, yang lebih lazim disebut tri mala.

Menurut Ida Pandita Mpu Nabe Dharma Winatha, dari Geria Taman Bahdrika Sari, Banjar Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, laut merupakan salah satu tempat untuk melenyapkan kotoran batin. Malukat juga bisa dilaksanakan pada mata air dan campuhan (pertemuan air berasal dari dua sungai).

"Saya sendiri tiap hari menggelar upacara malukat untuk setiap warga yang datang ke griya. Warga yang datang, untuk beragam keeprluan, telebih dahulu wajib malukat menggunakan tirtha khusus yang telah dipasupati (diberi energi bathin)," jelasnya.7k16

Komentar