nusabali

Banjar Lumintang Terjunkan 15 Pecalang, Bantu Kelancaran Salat Idul Fitri di Lapangan Lumintang

  • www.nusabali.com-banjar-lumintang-terjunkan-15-pecalang-bantu-kelancaran-salat-idul-fitri-di-lapangan-lumintang
  • www.nusabali.com-banjar-lumintang-terjunkan-15-pecalang-bantu-kelancaran-salat-idul-fitri-di-lapangan-lumintang
  • www.nusabali.com-banjar-lumintang-terjunkan-15-pecalang-bantu-kelancaran-salat-idul-fitri-di-lapangan-lumintang

DENPASAR, NusaBali.com - Kota Denpasar, dengan keragaman suku dan agamanya, selalu menghadirkan kisah inspiratif tentang toleransi. Salah satunya terlihat dalam momen salat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Lumintang pada Rabu (10/4/2024) pagi. Belasan pecalang dari Banjar Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, tampak membantu pengamanan jalannya salat Id yang diikuti ribuan umat Islam.

Sejak pagi, sebanyak 15 pecalang sudah bersiaga di lokasi, mengatur lalu lintas dan membantu pengaturan kantong parkir. "Pengamanan ini bertujuan agar salat Id berjalan lancar," kata Ketut Sudarya, Ketua Pecalang Banjar Lumintang.

Kerja sama erat terjalin antara pecalang, kepolisian, dan TNI dalam mengamankan salat Id. Pecalang fokus pada lalu lintas dan kantong parkir, sedangkan area dalam lapangan diawasi oleh Polri dan TNI.

Kantong parkir disediakan di Jalan Mataram untuk roda dua, dan di depan Kantor PWI Bali dan PDAM Denpasar untuk roda empat. "Pengamanan ini sudah kami lakukan selama 15 tahun, dengan 15 personel yang bertugas tahun ini," jelas Ketut Sudarya.

Lebih dari sekadar pengamanan, aksi ini merupakan simbol toleransi yang dijaga oleh Banjar Lumintang. "Harapannya, persaudaraan dan rasa kekeluargaan di tengah masyarakat tetap terjaga, di tengah perbedaan yang ada," ujar Ketut Sudarya.

Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Tomiyasa, menyatakan bahwa pengamanan salat Id berjalan aman dan lancar. Sebanyak 26 personel kepolisian dikerahkan, dibantu oleh pecalang dan instansi terkait.

"Koordinasi yang baik antar instansi dan partisipasi masyarakat melalui pecalang menjadi kunci kelancaran kegiatan ini," kata Kompol Tomiyasa.

Kisah dari Lapangan Lumintang ini menjadi bukti bahwa toleransi dan persatuan merupakan pilar penting dalam kehidupan masyarakat yang beragam di Denpasar. Keharmonisan antarumat beragama terus dijaga dan dilestarikan, menciptakan suasana damai dan penuh rasa persaudaraan. *ol4


Komentar