nusabali

Jelang Galungan, BBPOM Denpasar Sidak Pangan di Pasar Badung

  • www.nusabali.com-jelang-galungan-bbpom-denpasar-sidak-pangan-di-pasar-badung

DENPASAR, NusaBali - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, di Pasar Badung, Denpasar, Rabu (26/7).

Dari 30 sampel makanan yang dites tidak ditemukan bahan berbahaya bagi kesehatan.

Kegiatan pada Rabu pagi bersinergi dengan beberapa lintas sektor atau OPD terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Denpasar serta Perumda Pasar Sewakadarma Denpasar.

Adapun 30 sampel pangan yang diuji di Pasar Badung di antaranya terasi, teri, bumbu rujak, jaja uli, jaja begina, kerupuk beras, kue apem, kue bolu, ikan kering. Berdasarkan uji seluruhnya memenuhi syarat keamanan pangan.

Kepala BBPOM di Denpasar Dra I GAA Aryapatni Apt, menjelaskan pihaknya secara berkala melakukan pengawasan keamanan pangan khususnya menjelang hari raya keagamaan. Menurutnya keamanan pangan masih menjadi masalah klasik sehingga pengawasan dan edukasi harus terus dilakukan bersama-sama.

“Kita rutin melakukan pemeriksaan tidak hanya di Badung. Ini masalah klasik tapi belum tuntas, kita harus terus melakukan pengawalan,” ujar Aryapatni.

Hingga akhir Juli 2023, BBPOM di Denpasar telah melakukan pemeriksaan di 7 kabupaten/kota wilayah kerja BBPOM Denpasar, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Karangasem. Dari 568 sampel makanan siap saji dan pangan upakara masih ditemukan sebanyak 58 pangan atau sekitar 10,21 persen yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin B.

Pada rentang waktu tersebut, khusus hasil pengawasan di pasar tradisional di Denpasar, sampel yang diuji sebanyak 125 makanan dengan jumlah pangan mengandung bahan berbahaya sebanyak 24,8 persen. Kandungan rhodamin B sebesar 12,8 persen pada terasi curah, kue abug pink, dan emping pink. Kandungan formalin pada teri Medan sebanyak 11,2 persen serta 0,8 persen kerupuk mengandung boraks.
Kepada para pedagang yang kedapatan menjual pangan mengandung bahan berbahaya, Aryapatni menuturkan diberikan pembinaan dan produk yang dijualnya diamankan. BBPOM juga segera melakukan penelusuran kepada produsen produk tersebut untuk diberikan pembinaan.

“Keamanan pangan bukan saja tanggung jawab pemerintah tapi justru lebih kepada produsen, agar konsumen mendapat pangan sehat,” kata Aryapatni.

Salah satu langkah BBPOM di Denpasar yang lain dalam melakukan pengawasan keamanan bahan pangan, yakni dengan melibatkan komunitas di pasar tradisional. Tahun ini Pasar Suda Mertha di Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, disebutnya masuk nominasi Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas yang digelar BPOM. Sebelumnya Pasar Nyanggelan di Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan berhasil menjadi pemenang Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas tahun 2022.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Surya Wangsa yang ikut dalam giat tersebut, mengatakan pengawasan produk makanan di pasar-pasar tradisional dilakukan setiap hari. Pengawasan dilakukan dalam hal ketersediaan, harga, dan keamanan pangan.

“Kita setiap hari melakukan pemantauan ketersediaan dan keamanan pangan juga. Selama ini berkolaborasi dengan BBPOM di Denpasar dalam pengawasan keamanan pangan. Kondisinya masih aman,” kata Surya Wangsa. 7 cr78

Komentar