nusabali

Buda Kliwon Ugu, Puncak Karya Agung Pura Luhur Pucak Gegelang Pelaga

  • www.nusabali.com-buda-kliwon-ugu-puncak-karya-agung-pura-luhur-pucak-gegelang-pelaga

MANGUPURA, NusaBali.com – Puncak karya agung di Pura Luhur Pucak Gegelang, Desa Adat Nungnung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang jatuh pada Buda Kliwon Ugu, Rabu (19/4/2023).

Rangkaian karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Mapadudusan Agung, Mapeselang, Mapedanan, Madasar Tawur Balik Sumpah Agung ini sudah dimulai sejak Wraspati Umanis Pahang, Kamis (9/2/2023). Rentetan awal acara ini dimulai dengan matur piuning, ngeruak, dan nyukat genah.

Kemudian berbagai runtutan acara berlangsung hingga dilaksanakan tawur agung pada Sukra Kliwon Bala, Jumat (14/4/2023). Ritual yang tergolong bhuta yadnya untuk menetralisir kekuatan negatif sebelum ritual dewa yadnya ini dihelat di nista mandala Pura Luhur Pucak Gegelang.

Hal yang cukup bersejarah dalam rangkaian acara karya agung di Pura Luhur Pucak Gegelang ini adalah mendak pajenengan dari Puri Agung Carangsari, Redite Pahing Ugu, Minggu (16/4/2023). Konon, di gedong pasupati di Merajan Puri Agung Carangsari tersimpan arca milik Pura Pucak Gegelang. Momen langka ini menampak tilas ritual serupa pada 50 tahun silam.

“Hari ini Rabu (19/4/2023), Buda Kliwon Ugu adalah puncak karya di Pura Luhur Pucak Gegelang setelah pada Senin lalu, Soma Pon Ugu telah dilaksanakan ritual malasti ke Segara Batu Bolong di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara,” tutur Bendesa Adat Nungnung, Sang Nyoman Sutena di sela puncak karya agung.

Ritual pucak karya agung di Pura Pucak Gegelang dipimpin oleh tiga sulinggih. Ketiga sulinggih tersebut adalah Ida Pedanda Gede Isana Manuaba dari Griya Lebah Abiansemal, Ida Pedanda Putra Sibang dari Griya Sibang Sanur, dan Ida Pedanda Gde Dharma Kerti dari Griya Buda Saraswati Batuan.

Kata Sutena, Pura Luhur Pucak Gegelang kaempon (dikelola) oleh empat desa adat yang tersebar di Desa Pelaga dan Desa Sulangai. Keempat desa adat itu adalah Desa Adat Nungnung, Desa Adat Kiadan, dan Desa Adat Bukian (Pelaga), serta Desa Adat Sandakan (Sulangai).

“Karya di Pura Pucak Gegelang bakal nyejer (diperpanjang) selama tujuh hari. Jadi panyineban (penutup karya) akan dilaksanakan pada Rabu (26/4/2023) mendatang di Buda Pahing Wayang,” jelas Sutena.

Untuk diketahui, berdasarkan purana Pura Luhur Pucak Gegelang yang disusun oleh Ketut Sudarsana pada tahun 2003, pura ini tergolong dalam pura kahyangan jagat. Sebagai pura kahyangan jagat, Pura Pucak Gegelang mempunyai krama pangempon yang terdiri dari empat desa adat dan krama panyiwi yang tersebar di seluruh Bali.

Pura Pucak Gegelang dikatakan sebagai peninggalan zaman batu besar atau megalitikum. Saat ini, pura di Desa Adat Nungnung, Desa Pelaga ini disebut sebagai stana manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta dan pemelihara. *rat

Komentar