nusabali

Batu Besar Masih Hadang Jalan di Bunutan

  • www.nusabali.com-batu-besar-masih-hadang-jalan-di-bunutan

AMLAPURA, NusaBali
Akses jalan menghubungkan Banjar Batukeseni, menuju Pura Toya Mambing, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, masih terhadang batu besar.

Batu ini jatuh dari bukit menutup akses jalan pada Minggu (22/1). Kendaraan roda empat belum bisa melintas di jalan ini. "Akibatnya, masyarakat mau cari air ke Mata Air Toya Mambing, dan hendak sembahyang ke Pura Toya Mambing, kesulitan gunakan kendaraan roda empat," jelas Kelian Banjar Batukeseni I Ketut Sundra, di Amlapura, Senin (20/2).

Sundra memaparkan, jarak antara lokasi batu yang menutup akses jalan menuju pusat pemukiman sekitar 400 meter, sedangkan menuju Pura Toya Mambing sekitar 1 kilometer. Batu dengan diameter sekitar 3 meter yang jatuh dari tegalan milik I Ketut Redes, menurut I Ketut Sundra telah lama dia laporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem. Petugas melakukan survei, beserta mengajak operator alat berat. Hanya saja, katanya, petugas sulit mendatangkan alat berat. "Memang jalan menuju lokasi kejadian, terbilang sempit, tanjakan dan berliku, di samping kondisi jalannya rusak," jelasnya.

Baru kali ini, jelas Sundra, terjadi tanah longsor disertai jatuhnya batu besar menghadang di tengah jalan, cukup lama dapat penanganan. Biasanya, kurang dari dua hingga tiga hari, penanganan tuntas.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Putu Eka Putra Tirtana mengakui, kesulitan mendatangkan alat berat, karena jalan sempit, rusak, terjal dan berliku.

"Kami masih berkoordinasi dengan Dinas PUPR Karangasem untuk mencari cara mengevakuasi batu besar itu. Sebab, tidak mungkin mengevakuasi batu itu dengan cara menjatuhkan, atau memecah, karena sulit kami datangkan alat berat," jelas Putu Eka Putra Tirtana.

Mulanya dari Dinas PUPR berencana mendatangkan alat breaker, tetap tidak memungkinkan, karena breaker itu juga alat berat, hanya mengganti bagian alat depannya untuk memecah batu. Alternatif lainnya memecah batu secara manual, hal itu juga masih dikoordinasikan.

Sementara hanya pejalan kaki, dan pengendara roda dua yang bisa lalulalang di jalur itu. Sedangkan jalan alternatif yang ada terlalu jauh sekitar 5 kilometer, memutar melintasi Bukit Sega.*k16

Komentar