nusabali

Lumba-lumba Spinner Ditemukan Mati di Pantai Legian

  • www.nusabali.com-lumba-lumba-spinner-ditemukan-mati-di-pantai-legian

MANGUPURA, NusaBali
Seekor bangkai lumba-lumba spinner berukuran kecil ditemukan mati di Pantai Legian, Kecamatan Kuta, pada Rabu (15/2) pagi.

Tidak diketahui secara pasti matinya mamalia tersebut, namun dugaan awal karena cuaca ekstrem, gelombang tinggi beberapa hari belakangan ini. Bangkai lumba-lumba bergaris punggung abu-abu gelap, panggul abu-abu dan bagian bawah putih itu kemudian ditanam dekat lokasi penemuan, karena mulai menebar bau busuk.

Pengurus Satgas Pengelola Pantai Desa Adat Legian AA Bagus Cahyadi, mengatakan bangkai lumba-lumba tersebut ditemukan di Pos 7 Pantai Legian sekitar pukul 08.00 Wita. Temuan itu pertama kali diketahui oleh pedagang pantai, yang kemudian melaporkan hal itu kepada satgas. Karena mulai mengeluarkan aroma tidak sedap, akhirnya bangkai lumba-lumba itu dikuburkan di dekat area terdampar.

"Langsung dikuburkan sekitar pukul 10.00 Wita. Bangkai lumba-lumba itu relatif kecil, tidak sampai berukuran 1 meter. Kita langsung kubur di sana karena mulai menimbulkan bau menyengat," kata Cahyadi, Rabu siang.

Dikatakan matinya lumba-lumba tersebut diperkirakan karena faktor cuaca, angin kencang hingga mamalia kecil itu terbawa arus laut. Kemungkinan hal itu terjadi sejak Selasa (14/2) malam dan baru terdampar pada keesokan harinya.

Kejadian semacam itu diakuinya bukanlah yang pertama kali terjadi di Legian, sebab dulu pernah ada ikan lain, seperti paus, kura-kura yang juga terdampar dalam kondisi mati. Terlebih wilayah Pantai Legian cukup banyak terdapat lumba-lumba yang ada ditengah laut. "Di Pantai Legian sebenarnya cukup banyak ada lumba-lumba. Saya beberapa kali mancing dan sering bertemu lumba-lumba. Kalau untuk ikan yang terdampar juga sering terjadi, cukup banyak warga yang memungut," bebernya.

Sementara, Kepala Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso, mengatakan telah turun ke lokasi untuk melakukan identifikasi. Dari pengecekan bentuk tubuhnya, mamalia tersebut diketahui jenis lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), bukan jenis hidung botol. Habitat lumba-lumba jenis spinner memang berada di perairan tropis, yakni perairan Selatan Bali dan di perairan Lovina.

Salah satu ciri lumba lumba ini adalah melompat sambil berputar dan bisa berukuran mencapai 1,2 meter hingga 2,5 meter. Berdasarkan kondisi fisik bangkai lumba-lumba tersebut, ditemukan adanya luka pada sisi kanan perut. "Kami menduga luka tersebut akibat bekas digigit ikan predator (hiu cookie cutter). Namun untuk penyebab terdamparnya mamalia, hal itu kemungkinan disebabkan beberapa faktor, salah satunya faktor cuaca," katanya. *dar

Komentar