nusabali

Gempa Beruntun Guncang Karangasem, Warga Panik

Dua Korban Luka, Puluhan Bangunan Rusak

  • www.nusabali.com-gempa-beruntun-guncang-karangasem-warga-panik
  • www.nusabali.com-gempa-beruntun-guncang-karangasem-warga-panik

Dampak beberapa kali gempa menyebabkan petugas RSUD Karangasem mengevakuasi 92 orang pasien dan melanjutkan perawatan di selasar RS.

AMLAPURA, NusaBali

Serangkaian gempa mengguncang Pulau Bali dengan pusat gempa terjadi pada koordinat 8,29° LS ; 115,62° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 Km arah timur Kubu, Karangasem, Selasa (13/12). Gempa bumi yang terjadi pada kedalaman 30 Km itu menyebabkan 21 gempa susulan dengan kekuatan bervariasi. Sejumlah kerusakan bangunan dan korban luka dilaporkan terjadi saat gempa di Karangasem ini. Kepanikan juga terpantau terjadi, seperti di RSUD Karangasem yang pasiennya terpaksa dievakuasi.

Pasca gempa, Bupati Karangasem I Gede Dana langsung memantau RSUD Karangasem, karena petugas rumah sakit mengevakuasi 92 pasien dan pelayanan beralih ke selasar.

Turut mendampingi Bupati I Gede Dana, Sekda I Ketut Sedana Merta, Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, Direktur RSUD Karangasem dr I Gede Yuliasena, Kabid Pelayanan RSUD dr I Komang Wirya, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setdakab Karangasem I Made Suartana, terjun langsung menyapa setiap pasien yang menjalani perawatan di selasar Gedung Wijaya Kusuma RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Selasa malam.

Tercatat terjadi 21 kali gempa, tetapi yang benar-benar terasa cukup keras gempa kekuatan M 5,0 pukul 16.56 Wita, M 4,8 pukul 17.00 Wita dan kekuatan M 5,2 pukul 17.38 Wita. Saat gempa itu terjadi, hanya menyebabkan satu korban luka di bagian kepala, korbannya atas nama I Nengah Dawan, 45, dari Lingkungan Jasri Kaler, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem.

I Nengah Dawan menjalani perawatan di IRD RSUD Karangasem mendapatkan 3 jaritan. "Saya panik saat gempa, keluar rumah, kemudian kepala membentur di pohon halaman rumah, menyebabkan kepala luka," jelas I Nengah Dawan. Informasi lainnya juga melaporkan seorang warga mengalami luka bakar terkena air panas karena panik saat gempa terjadi atas nama Ni Kadek Mintari Apriyanti,29, dan saat ini dirawat di RSUD Karangasem.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan korban menderita luka di kepala, tapi bukan akibat tertimpa reruntuhan. "Memang panik, keluar rumah kepalanya membentur pohon," jelasnya.

Sedangkan lanjut Ida Bagus Ketut Arimbawa dampak gempa sesuai laporan  sementara sebanyak 22 rumah rusak ringan, masing-masing 12 rumah di Kecamatan Kubu, 6 rumah di Kecamatan Karangasem, 3 rumah di Kecamatan Manggis, 1 rumah di Kecamatan Abang. Di samping itu ada 4 palinggih sanggah yang rusak, masing-masing 1 sanggah di Kecamatan Manggis, dan 3 sanggah di Kecamatan Kubu. Juga terpantau candi bentar Pura Dalem Puri Besakih, dan pasimpangan Pura Dalem Desa Adat Sibetan di Banjar Kreteg, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem jebol.

Dampak dari beberapa kali gempa menyebabkan petugas RSUD Karangasem mengevakuasi 92 pasien, sementara melanjutkan perawatan di selasar, pintu depan Gedung Wijaya Kusuma, dan di IRD. Direktur RSUD Karangasem, dr I Gede Yuliasena mengatakan pasien menjalani perawatan di selasar sebanyak 81 orang, sedangkan menjalani perawatan di IRD sebanyak 11 pasien, total 92 pasien, sedangkan fasilitas yang ada 233 bed.

"Malam ini (semalam) pasien masih kami rawat di selasar dan IRD, tetapi telah berkoordinasi dengan BPBD agar dapat bantuan bangunan tenda untuk antisipasi," jelas dr Yuliasena.

Yuliasena mengaku, walau gempa mulai reda, sementara belum berani memasukkan pasien ke dalam gedung. "Mudah-mudahan aman sampai Rabu, tidak ada gempa lagi," harapnya. Bupati I Gede Dana yang hadir meninjau suasana di RSUD Karangasem berharap agar gempa susulan tidak terjadi lagi.

"Sementara pasien menjalani perawatan di selasar, walau dalam kondisi hujan tetapi masih nyaman," jelas Bupati Gede Dana. Dia pun mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya. "Jangan percaya informasi hoax, yang sumbernya tidak jelas. Informasi resmi dari pemerintah, terutama BPBD,” tegasnya.

Sementara warga di Geria Badrika Sari, Banjar Kelod, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa sore kemarin ramai-ramai pukul kentongan (kulkul) saat terjadi gempa beruntun di Karangasem. Setiap kali terasa getaran gempa warga pukul kentongan. "Pukul kentongan agar dampak dari getaran gempa segera berakhir," ujar Ida Pandita Mpu Nabe Darma Winata di Geria Badrika Sari.

Sementara Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya menerangkan gempa bumi terjadi pada Selasa sore kemarin tepatnya di wilayah Pantai Timur Karangasem. Hasil analisis menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1.

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,29° LS ; 115,62° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 Km arah Timur Kubu, Karangasem pada kedalaman 30 km," jelasnya, Selasa malam. Diungkapkan, terkait jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik Flores (Flores back arc thrust).

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). "Hasil pemodelan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," terangnya. Masih menurut dia, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Karangasem dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat,  dengan skala intensitas III MMI, daerah Tabanan, Kuta, Buleleng, Lombok Timur dengan skala intensitas II MMI. "Dari pemantauan hingga pukul 17.30 Wita menunjukkan adanya 21 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6," ungkap Wirajaya

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, dia juga berharap agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. "Kami juga mengimbau agar masyarakat juga memperhatikan informasi resmi dari BMKG ataupun instansi lainnya," harapnya. *k16, dar

Komentar