nusabali

SMA Negeri 1 Kuta Utara Jaring Bibit Seniman Lewat Pentas Budaya

  • www.nusabali.com-sma-negeri-1-kuta-utara-jaring-bibit-seniman-lewat-pentas-budaya
  • www.nusabali.com-sma-negeri-1-kuta-utara-jaring-bibit-seniman-lewat-pentas-budaya

MANGUPURA, NusaBali.com – SMA Negeri 1 Kuta Utara (Sakura) menggelar ajang Pentas Budaya untuk menjaring bibit seniman dari peserta didik selama tiga hari, 11-13 Desember 2022.

Perhelatan tahunan yang digelar pada akhir tahun usai sumatif akhir semester ganjil ini sebagian besar dimotori oleh OSIS Sakura sendiri sedangkan pihak sekolah hanya berperan sebagai fasilitator. Dan untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, Pesta Budaya tahun ini digelar sepenuhnya secara luring.

Ketua OSIS Sakura I Made Tegar Wijaya, 16, menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun, Pentas Budaya ini sudah menjadi program wajib bagi setiap kepengurusan OSIS di SMA Negeri yang berada tidak jauh dari Puspem Badung tersebut.

“Setiap tahunnya itu, perlombaannya mengacu kepada kebudayaan dan selalu diinovasikan agar tidak melulu perlombaan yang sama dari tahun ke tahun,” ujar Tegar Wijaya ketika dijumpai di sela-sela kegiatan.

Pada Pentas Budaya tahun ini terdapat lima materi lomba yang terdiri dari dua materi wajib seperti Karya Seni Inovatif dan pemilihan Jegeg Bagus Sakura yang dilaksanakan dari generasi ke generasi. Tiga materi lainnya adalah Lomba Puisi Bali Anyar, Lomba Kreasi Busana Daerah, dan Lomba After Event (aftermovie).

Kata remaja asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara ini, dua materi wajib merupakan perlombaan paling bergengsi dan ditunggu-tunggu oleh setiap warga Sakura yang mengirimkan perwakilan kelas mereka.

Foto: Tegar Wijaya, Ketua OSIS Sakura. -NGURAH RATNADI

“Khusus untuk materi Karya Seni Inovatif tersebut adalah sebuah karya yang menggabungkan seni musik dan seni tari, juga seni rupa untuk dekorasi dan propertinya,” kata siswa kelas XI MIPA ini.

Karya Seni Inovatif ini biasanya dikemas dengan perpaduan alat musik tradisional, modern, dan kontemporer. Selain itu, terdapat pula iringan vokal dan tarian yang semuanya dikemas dalam sebuah karya bercerita. Tidak lupa busana, dekorasi, dan properti juga ditampilkan demi mempertegas pesan yang ingin disampaikan melalui Karya Seni Inovatif ini.

Sebagai ajang untuk menjaring bibit-bibit unggul calon wakil sekolah untuk mengikuti ajang linear di luar sekolah, Pentas Budaya pun sudah membuahkan hasil manis. Yang terbaru, Bagus Sakura tahun 2021 atas nama I Gusti Ngurah Agung Kusuma Wardana berhasil menjadi Bagus Badung tahun 2022 dan di tahun yang sama sukses dinobatkan sebagai Bagus Bali.

Ketua Panitia Pentas Budaya Ayu Pradnya, 16, membeberkan bahwa pemilihan materi lomba di luar perlombaan wajib tidak terlepas dari misi untuk mewujudkan warga Sakura yang maju dan berbudaya. Selain itu, aspirasi dari siswa juga diserap untuk mengakomodasi minat dan bakat warga sekolah.

“Seperti misalnya Kreasi Busana Daerah. Ini berangkat dari banyak siswa yang ingin berkreasi membuat busana dari barang bekas namun kami akomodasi lewat berkreasi busana daerah Nusantara dengan bahan yang lebih sesuai. Kemudian, Puisi Bali Anyar ini karena kami ingin mengenalkan kembali giat bersastra daerah yang relevan dengan zaman,” jelas Ayu Pradnya ketika dijumpai dalam kesempatan yang sama.

Foto: Seorang guru berpartisipasi dalam hiburan joged di sela-sela perlombaan Puisi Bali Anyar. -NGURAH RATNADI

Lebih lanjut, Ayu Pradnya menjelaskan bahwa Pentas Budaya ini akan menghasilkan juara umum di setiap perhelatannya. Juara umum tersebut dilihat dari masing-masing poin yang diperoleh setiap tingkat dari kelas X hingga XII.

Pada tahun sebelumnya, kelaas XI MIPA 4 yang kini sudah berada di tingkat kelas XII berhasil keluar sebagai juara umum. Menurut salah satu siswa kelas XII MIPA 4, Renata Ratna, 17, kiat memeroleh juara umum itu tidak terlepas dari keikutsertaan kelasnya di setiap lomba dan memfokuskan pada lomba dengan poin besar yakni Jegeg Bagus Sakura dan Karya Seni Inovatif.

“Kebetulan tahun lalu kedua perwakilan Jegeg Bagus dari kelas MIPA 4 itu juara, jadi kami keluar sebagai juara umum saat itu. Tetapi karena sudah kelas XII dan pertimbangan dari teman-teman, tahun ini kami memutuskan untuk vakum dari Pentas Budaya,” ujar Renata.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Kuta Utara I Gusti Nyoman Naranata SPd MPd dalam sambutannya ketika membuka gelaran mempertegas bahwa Pentas Budaya ini memang merupakan ajang seleksi bagi sekolah untuk menjaring bakat dan minat siswa.

Komentar