nusabali

Seniman Tari Kritisi Tari Maskot SMKN Kubu

  • www.nusabali.com-seniman-tari-kritisi-tari-maskot-smkn-kubu

Seniman tari Karangasem Ni Made Suradnyani mengkritisi tari maskot SMK Negeri Kubu.

Diminta Direvisi sebelum Ditetapkan Jadi Maskot


AMLAPURA, NusaBali
Sebab tarian tersebut bukanlah murni diciptakan, melainkan gabungan dari beberapa tari lepas. Hal itu dinilai kurang etis, khawatir pemilik tari yang dijiplak itu nanti protes. Apalagi tari maskot SMKN Kubu itu nanti digunakan selamanya.

Ni Made Suradnyani memberikan masukan hal itu kepada Kepala SMKN Kubu I Ketut Suba di Amlapura, Jumat (5/5). Ni Made Suradnyani memaparkan, saat pementasan pertama tari maskot sekolah tersebut bertepatan dengan HUT ke-9 SMKN Kubu, Selasa (2/5), terungkap tarian dimaksud merupakan gabungan dari beberapa tari lepas yang telah terkenal, seperti tari Oleg Tamulilingan, tari Margapati, tari Belibis, dan sebagainya. “Jadi bagi pemerhati seni tari, akan dengan mudah mengetahui bahwa tari maskot itu merupakan gabungan beberapa tari lepas, bukan diciptakan secara khusus,” ujarnya.

Solusinya, lanjut Ni Made Suradnyani, sebelum tarian tersebut terlanjur dipatenkan sebagai tari maskot SMKN Kubu, hendaknya segera direvisi. “Bisa saja beberapa adegan mengambil dari tarian tertentu tetapi dari tarian tidak terkenal. Jangan mengambil tarian yang telah dikenal publik, atau ciptakan tarian yang baru sebagai ciri khas SMKN Kubu,” tandasnya.

Hanya soal pakaian penari dinilainya ada inovasi, tidak meniru pakaian penari yang telah memasyarakat selama ini. Ketut Suba mengaku tidak mengetahui persis tarian yang telah ‘jadi’ itu  merupakan gabungan beberapa jenis tari yang telah memasyarakat. “Saya ini kan awam soal tarian, terima kasih masukannya. Kami akan berupaya merevisi,” tuturnya.

Ketut Suba menyadari, setiap tarian ada penciptanya. Dirinya juga khawatir kelak dikomplain pencipta tari, karena ‘dojiplak’ untuk jenis tari lain. “Mulanya kami berinovasi agar memiliki tari maskot, untuk dipentaskan di setiap acara-acara di sekolah, ternyata dapat masukan seperti itu,” kata Ketut Suba. * k16

Komentar