nusabali

Diaben Hari Ini, Kadek Gian Sosok Periang Suka Main Voli

Isak Tangis Warnai Kremasi Bagus Oscar di Pundukdawa

  • www.nusabali.com-diaben-hari-ini-kadek-gian-sosok-periang-suka-main-voli
  • www.nusabali.com-diaben-hari-ini-kadek-gian-sosok-periang-suka-main-voli

GIANYAR, NusaBali
Korban luka bakar yang meninggal dunia akibat terkena ledakan tabung minyak kompor mayat saat puncak Ngaben Massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (19/8) petang lalu, Kadek Gian Pramana Putra,15, akan diaben pada Anggara Umanis Uye, Selasa (23/8) hari ini.

Semasa hidupnya, siswa SMPN 3 Blahbatuh ini dikenal sebagai sosok periang, mudah bergaul dan suka olahraga Voli. Sementara korban meninggal lainnya Bagus Oscar Horizon Ninu,34, sudah diaben ‘kremasi’ di Krematorium Yayasan Dharma Kusuma, di Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Soma Kliwon Uye, Senin (22/8) pagi.

Tidak saja keluarga, warga satu banjar pun merasakan duka mendalam atas meninggalnya Kadek Gian secara tragis. Apalagi warga melihat langsung kejadian meledaknya tabung minyak kompor pembakaran mayat/jenazah yang memilukan tersebut. Mirisnya lagi, saat kejadian Kadek Gian sedang menunggui proses pembakaran jasad belulang almarhum ayahnya yang ikut serta Ngaben Massal.

"Kadek Gian berlari ke rumah warga dalam kondisi terbakar. Saat saya bersama warga lainnya ikut berlari mengejar Gian untuk membantu memadamkan api," jelas salah satu warga I Komang Gading saat ditemui, Senin (22/8). Setelah kobaran api padam, Kadek Gian langsung dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Sayangnya, luasnya cakupan luka bakar yang diderita Kadek Gian membuatnya sulit bertahan. Kadek Gian menghembuskan napas terakhirnya dalam perawatan di RSUP Prof IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar dengan kondisi luka bakar mencapai 90 persen.

Komang Gading menganggap Kadek Gian seperti anaknya sendiri. "Gian sudah saya anggap sebagai anak sendiri, dia sering bermain sama anak saya," ujarnya. Bahkan warga satu banjar merasakan duka mendalam kehilangan sosok Kadek Gian yang periang. "Sesek rasanya mengingat kejadian itu," ungkap Komang Gading yang bertugas sebagai Pecalang ini. Keluarga dekat korban dikatakan masih syok berat. Terutama ibunya Desak Taman, sebab belum pulih rasa duka kehilangan suami sekitar 3 tahun lalu, kini anaknya Kadek Gian menyusul sang ayah. Kondisi ini pulalah yang membuat pihak keluarga belum siap diwawancarai terkait hal ini.

Menurut Gading, Kadek Gian merupakan sosok yang mudah bergaul dengan siapa saja. Semasa hidupnya suka bermain voli. Ia merupakan anak kedua yang dibesarkan oleh ibunya pasca ayahnya meninggal karena sakit sekitar tiga tahun lalu. Gian tumbuh dengan baik dalam keluarga wirausaha yang menjual beras.

"Kadek Gian orangnya baik. Saya sangat kehilangan sekali. Sudah seperti anak sendiri," ujar Gading. Hal senada juga dikatakan Jero Bendesa Selat Belega, I Made Arto. Menurut dia, Gian semasa hidupnya merupakan anak yang aktif, dan suka bergaul. "Semua warga sangat kehilangan sosok Kadek Gian," ujarnya.

Terkait prosesi pengabenan Kadek Gian, Bendesa Made Arto mengatakan krama telah menyiapkan sarana prasarana sejak, Minggu (22/8). Polah-palih atau rangkaian upacara ngaben sesuai dresta setempat, yakni menggunakan petulangan. Sebagai keturunan Arya Tan Mundur, petulangan Gian menggunakan Singa merah. "Kemarin krama langsung tedun membuat sarana upakara pengabenan, tapi untuk petulangannya, karena terkendala waktu, diputuskan untuk membeli di luar," ujarnya.

Terkait waktu pelaksaan ngaben, Made Arto mengatakan akan berlangsung di setra/kuburan Desa Selat Belega dari pagi dan kemungkinan kremasi atau pembakaran akan berlangsung siang hari. Dalam mengantisipasi hal serupa tak terjadi lagi, akan disiagakan mobil pemadam kebakaran. Sementara untuk pembakaran, pihaknya tetap menggunakan kompor jenazah. Namun untuk bahan bakarnya, pihaknya belum mengetahui jenis apa yang digunakan. "Besok akan disediakan mobil pemadam. Mohon doanya agar upacara ngaben besok (hari ini) berjalan baik," harapnya.

Sementara suasana duka menyelimuti prosesi ngaben 'kremasi' jenazah Bagus Oscar Horizon Ninu,34, di Krematorium Yayasan Dharma Kusuma, di Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Soma Kliwon Uye, Senin pagi kemarin. Oscar merupakan salah satu korban ledakan tabung minyak kompor jenazah saat puncak Ngaben Massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Jumat (19/8) petang lalu.

Bagus Oscar yang juga menjadi tukang kompor dalam kejadian tersebut menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di ICU Burn Unit RSUP Sanglah (kini bernama RSUP Prof IGNG Ngoerah) Denpasar pada, Sabtu (20/8) pukul 17.00 Wita, dengan mengalami luka bakar paling parah mencapai 98 persen.

Pantauan di lapangan, jenazah Oscar tiba diberangkatkan langsung dari RSUP Sanglah dengan menggunakan mobil ambulans dan tiba di Krematorium Dharma Kusuma, Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan pukul 07.30 Wita. Isak tangis keluarga pun mengiringi kepergian warga asal Banjar Intaran, Desa Pejeng, Gianyar tersebut, menjelang dimulainya prosesi ngaben (ngaskara). Selain keluarga dan kerabat, rekan-rekan kerja dari Oscar di Telkom juga berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa.

Rekan-rekan Oscar merasa sangat kehilangan dan berduka atas kepergian Oscar buat selama-lamanya. "Bagus Oscar merupakan sosok yang periang dan seru dalam pergaulan. Kalau ada dia, suasana selalu heboh," ujar seorang rekan kerjanya di PT Telkom saat ditemui di lokasi krematorium, Senin kemarin.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Krematorium Yayasan Dharma Kusuma, Wayan Ariana mengatakan prosesi pengabenan terhadap jenazah Oscar Horizon mulai dilaksanakan dari pukul 08.00 Wita-16.00 Wita. "Prosesi dimulai dengan ngulapin di Pura Dalem dan Prajapati, dan dilanjutkan membersihkan layon (janazah)," ujar Ariana.

Selanjutnya dilakukan prosesi ngaskara (penyucian janazah), dan dilanjutkan ngaben (pembakaran jenazah) yang dipuput sulinggih Ida Pandita Empu Dirgha Dwijananda dari Gria Pundukdawa, Desa Pesinggahan. "Setelah itu dilanjutkan prosesi nganyut di Pantai Goa Lawah (Desa Pesinggahan)," ujar Ariana.

Saat ini ICU Burn Unit RSUP Sanglah masih merawat empat korban luka bakar akibat kompor jenazah meledak pada upacara ngaben massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat lalu. Keempatnya akan menjalani operasi secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing.

"Dari keempat pasien ini kami sudah berencana melakukan tindakan operasi pembuangan jaringan mati," terang Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Sanglah, Dr dr Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, SpBP-RE(K), FICS, Senin siang kemarin. Dua korban ini, yakni Gusti Ngurah Pradita,11 (luka bakar 38 persen) dan Ketut Adi Wiranata,49, (luka bakar 43,5 persen) akan menjalani tindakan operasi terlebih dahulu pada hari ini, Selasa (23/8).

Tindakan operasi yang dilakukan yakni untuk pembuangan jaringan mati yang dapat mengakibatkan timbulnya infeksi. dr Roy mengungkapkan, penanganan luka bakar di bagian dada akan menjadi fokusnya. Pasalnya jaringan mati di daerah ini bisa menjadi sangat berbahaya karena dapat menekan jalan napas pasien. "Semoga besok (hari ini, Red) bisa stabil, tidak ada kendala dari hemoglobin, albumin protein, sehingga cukup, dan bisa berjalan dengan lancar," ujarnya.

Setelah pengambilan jaringan mati tersebut, tindakan operasi selanjutnya adalah mengambil jaringan kulit korban yang masih baik untuk menutup luka bakar tersebut. "Jadi ada beberapa tempat kulit yang normal untuk pasien, yang tidak kena luka bakar, kita usahakan, kita ambil, kita tutup ke jaringan yang mati," terang dr Roy.  

Lebih lanjut dr Roy menjelaskan, dua korban lainnya juga akan menjalani operasi pada hari berikutnya. Korban Ketut Adi Wiranata,32, (luka bakar 32 persen) rencananya akan menjalani operasi pada Rabu (24/8). Sementara korban Kadek Dwi Putra Jaya yang mengalami luka bakar hingga 70 persen direncanakan menjalani operasi pada Kamis (25/8) atau Jumat (26/8) mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya dua diantara 9 korban ledakan tabung minyak kompor jenazah saat puncak Ngaben Massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Jumat (19/8) petang dinyatakan meninggal dunia. Keduanya mengalami luka bakar cukup berat di atas 90 persen. Masing-masing, Kadek Gian Permana Putra, 14, warga Banjar setempat dengan luka bakar 94 persen dan tukang kompor Bagus Oscar Horizon Ninu, 34, dengan luka bakar 98 persen.

Petaka kebakaran itu terjadi saat prosesi pembakaran petulangan puncak Ngaben Massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar Jumat (19/8) pukul 19.30 Wita. Tabung minyak dari pembakaran petulangan diduga bocor hingga menyebabkan terjadinya ledakan hebat. Sedikitnya 9 orang Krama dilarikan ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar. *nvi, wan, cr78

Komentar