nusabali

Kompor Mayat Meledak, Dua Luka Bakar

Insiden Saat Ngaben di Setra Desa Yeh Sumbul, Jembrana

  • www.nusabali.com-kompor-mayat-meledak-dua-luka-bakar

I Gusti Kade Sandia,70, korban sekaligus pemilik kompor sudah lama menjadi tukang kompor mayat dan sudah biasa menjadi langganan warga di desanya

NEGARA, NusaBali
Insiden kompor mayat meledak terjadi saat prosesi ngaben di Setra Desa Adat Yeh Sumbul, Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Kamis (28/12). Akibat insiden tersebut, dua orang korban mengalami luka bakar pada bagian wajah dan tangan hingga harus dirujuk ke rumah sakit (RS).

Dari informasi, insiden kompor mayat meledak itu terjadi pada pukul 10.00 Wita. Kedua korban adalah I Gusti Kade Sandia,70, asal Banjar Pangkung Languan, Desa Yeh Sumbul, dan I Gusti Kade Arta,60, asal Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin. Kedua korban merupakan operator dari kompor mayat yang meledak.

Kapolsek Mendoyo, Kompol I Putu Suarmadi mengatakan saat insiden kompor mayat meledak itu ada 2 layon (mayat) yang sedang dibakar. Ketika pembakaran baru berlangsung sekitar 20 menit, tiba-tiba salah satu kompor mayat meledak dan api langsung menyambar kedua korban yang sedang berada di dekat tabung minyak.

"Kedua korban mengalami luka bakar pada wajah dan tangan. Syukurnya kedua korban masih selamat. Sempat ditangani awal ke puskesmas, kemudikan dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Negara," ujar Kompol Suarmadi. Kompol Suarmadi mengatakan, belum dapat memastikan penyebab ledakan kompor mayat itu. Namun dari pemeriksaan sementara ini, ledakan kompor mayat itu diduga terjadi karena adanya kebocoran pipa besi di bagian ujung kompor. Di mana pada bagian pipa besi itu ditemukan lubang yang diduga menjadi bekas titik meledaknya kompor mayat tersebut.

Foto: Salah satu korban ledakan kompor mayat di Setra Desa Adat Yehsumbul saat menjalani perawatan di Puskesmas Pekutatan, Kamis (28/12). -IST

Sementara Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati mengatakan, kedua korban luka bakar akibat insiden kompor mayat meledak itu sudah mendapat penanganan dan kondisinya telah stabil. Kedua korban yang sama-sama mengalami luka bakar pada bagian wajah dan tangan itu dirujuk dari Puskesmas Pekutatan. "Kondisinya stabil. Cuman masih harus dirawat di ruangan," ucapnya.

Terpisah Bendesa Adat Yeh Sumbul, Ketut Suarta saat dikonfirmasi terkait peristiwa ini mengaku saat kejadian kompor mayat meledak itu dirinya berada langsung di lokasi. "Pas itu kebetulan saya sendiri sedang ngobrol. Tiba-tiba saya dengar warga teriak kompor meledak dan pas itu dibilang tukang kompor kena api," ujar Suarta.

Menurut Suarta, warga yang berada di setra sempat dibuat heboh. Namun warga bergegas memberikan pertolongan kepada kedua korban untuk dilarikan ke Puskesmas Pekutatan. Setelah insiden itu, upacara pengabenan sudah bisa kembali berjalan sebagaimana mestinya. "Prosesinya tetap berjalan. Kebetulan tukang kompornya itu ada tiga orang. Yang lagi satu tidak ada kena karena jauh. Cuman yang 2 itu saja pas di dekat kompor sehingga terluka karena kena iusan (terdampak) panas pas kompor meledak," ujar Suarta.

Menurut Suarta, insiden kompor mayat meledak itu juga baru pertamakali terjadi di Setra Adat Yeh Sumbul. Menurutnya, I Gusti Kade Sandia,70, yang merupakan pemilik kompor dan ikut menjadi korban dalam insiden itu, sudah sangat lama menjadi tukang kompor mayat dan sudah biasa menjadi langganan warga di desanya. "Baru pertama kali ada kejadian begini. Yang bersangkutan (Sandia) sudah sangat lama jadi tukang kompor. Kita juga tidak ada menyangka kalau akan ada kejadian begini," ucap Bendesa Suarta. 7 ode

Komentar