nusabali

RSUP Sanglah Jadi RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Keluarga Ucapkan Terimakasih Atas Penghargaan Pemerintah

  • www.nusabali.com-rsup-sanglah-jadi-rsup-prof-dr-i-goesti-ngoerah-gde-ngoerah-keluarga-ucapkan-terimakasih-atas-penghargaan-pemerintah

DENPASAR, NusaBali
Kabar disetujuinya pergantian nama RSUP Sanglah Denpasar menjadi RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah oleh Kemenkes RI disambut baik pihak keluarga almarhum Prof dr I Goesti Ngoerah Gde (IGNG) Ngoerah.

Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga. Anak ke-4 Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, yakni Anak Agung Susruta Ngurah Putra mengatakan tiada kata yang bisa diucapkan, selain terimakasih atas penghargaan yang diberikan terhadap ayahnya itu.

“Terimakasih dan rasa bangga kami putra-putri, mantu, cucu, cucu mantu, cicit dan seluruh keluarga besar Prof dr I Gusti Ngoerah Gde Ngoerah atas penghargaan yang diberikan pemerintah dalam penamaan RSUP Prof dr I Gusti Ngoerah Gde Ngoerah,” ujar Susruta Ngurah Putra saat dihubungi NusaBali, Kamis (14/7).

Dia pun menuturkan pada 11 Oktober 2007 lalu sempat ada surat pengajuan permohonan permintaan biografi/biodata Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah kepada pihak keluarga terkait akan digunakan sebagai dasar pengajuan penamaan RSUP Sanglah. Setelah permintaan itu, perubahan nama tersebut sempat diproses di DPRD Provinsi Bali. Namun setelah itu tidak pernah dibahas lagi kelanjutan penggunaan nama tersebut. Lalu di tahun 2020, wacana ini kembali mengemuka.

“Sebelumnya memang kami terima permohonan biografi beliau, dan sudah dibahas di DPRD Provinsi. Setelah itu tidak ada kelanjutannya. Nah, di tahun 2020 saat Gubernur Bali Wayan Koster menjabat hal ini dibahas lagi,” ungkap Susruta Ngurah Putra. Menurutnya, dalam sejarah ayahnya sempat menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Provinsi Sunda Kecil yang sekarang jadi RSUP Sanglah. Bahkan dikatakan Susruta, almarhum juga statusnya sempat sebagai Mahasiswa-Dokter Pejuang Kemerdekaan (Pejuang Prapatan-10 Jakarta 1945).

Ayahnya juga sebagai dokter yang mengembangkan RS Wangaya yang sekarang di Jalan Kartini 133 Denpasar menjadi rujukan untuk pemeriksaan laboratorium malaria dan cairan serebrospinal, penyakit saraf dan jiwa, penyakit paru, kulit dan kelamin, muntaber dan tetanus. Selain itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar ini juga mengatakan ayahnya juga sebagai dokter yang sejak 1956 ikut merintis pendirian RS Sanglah sebagai Rumah Sakit Propinsi Sunda Kecil (catatan: Propinsi Sunda Kecil/Nusa Tenggara dengan ibukota Singaraja sejak 1959 dimekarkan menjadi Provinsi Bali, NTB dan NTT).

Pimpinan proyeknya adalah dr Mas Soekardjo Mangoensoediro (Kepala Kantor Inspeksi Kesehatan Propinsi Sunda Kecil) yang tersendat pembangunannya tahun 1955 karena ada Pemilu 1955. “Proyek dilaksanakan oleh Dinas PU Provinsi Bali dengan Ketut Mandra sebagai Kepala PU Seksi Badung dan dikerjakan pemborong NV Garuda pimpinan Bapak I Made Soekoe, dkk. RS Sanglah sudah mulai beroperasi sejak tahun 1957 dengan dr Mas Soekardjo Mangoensoediro sebagai Kepala Rumah Sakit Propinsi Nusa Tenggara saat itu (RS Sanglah sekarang) dan bersamaan juga merintis berdirinya Bagian Kebidanan dan Kandungan di RS Sanglah. RSUP Sanglah kemudian diresmikan oleh Presiden Soekarno tanggal 30 Desember 1959.

“Beliau juga berperan dalam rencana pendirian Universitas Udayana sebagai Wakil Ketua Badan Perguruan Tinggi Daerah Bali untuk pendirian Universitas Udayana di tahun 12 Mei 1961. Bahkan juga pernah sebagai Ketua Panitia Persiapan Fakultas Kedokteran Unud,” beber politisi Demokrat ini.

Dalam masanya, Prof Ngoerah juga pernah sebagai Dokter Kantor Wilayah Badung dan Distrik Marga pada Dinas Kesehatan Daerah Bali Propinsi Sunda Kecil terhitung 2 Mei 1952 dimulai April 1953-1959. Sebagai Dokter Rumah Sakit Umum Wangaya tahun 1953-1988. Kepala Rumah Sakit Umum Wangaya dari 1 Maret 1959-1965 sebagai pejabat sementara sampai 1 Agustus 1968) dengan merangkap tugas memimpin Bagian Kebidanan dan Kandungan RS Sanglah.

Pernah juga sebagai Kepala Rumah Sakit Umum (Provinsi) sekarang RSUP Sanglah di Jalan Diponegoro Denpasar mulai tanggal 2 Maret 1959. Kepala Bagian Saraf dan Jiwa (Neuro-psikiatri) RSU Wangaya sejak 1 Maret 1959 dan selanjutnya mulai 11 April 1980-1 Apri 1988 menjadi Kepala Bagian Saraf RSU Wangaya dan selanjutnya sejak 17 Juli 1989 Bagian Saraf RSU Wangaya pindah ke RSUP Sanglah.

Selanjutnya Kepala Bagian Saraf dan Jiwa (Neuro-psikiatn) FK Unud sejak 1964 yang selanjutnya mulai 1 April 1980-1 April 1988 menjadi Kepala Bagian Saraf (Neurolog) FK UNUD. Ketua penguji dan salah satu penguji bersama guru-guru perawat (I Gd, Pelasa, IB Kompjang, I Nyoman Pura, I Gusti Putu Susena) pada Sekolah Perawat RSU Wangaya. Ketua Penguji dan salah satu penguji bersama Guru Bidan ibu Dahlan pada Sekolah Pendidikan Bidan di RSU Wangaya dan RSUP Sanglah (1953-1965).

Menurut Susruta Ngurah Putra, ayahnya itu juga menjadi dokter kepresidenan Presiden Soekarno di Bali, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (30 Januari 1964-Januari 1967), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana untuk masa jabatan kedua (Januari 196728 September 1968). Lalu Rektor Universitas Udayana (29 September 1963-4 Nopember 1973), Rektor Universitas Udayana untuk masa jabatan kedua (15 Nopember 1973-22 Desember 1977).

Anggota Panitia Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia yang dilantik tanggal 19 Maret 1968, Ketua Panitia Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara RI daerah Bali yang dilantik tanggal 15 Juni 1968, Sesepuh Dokter Spesialis Saraf dan Jiwa (Neuropsikiatri 1953-2001) di Bali dan Panglingsir Puri Gerenceng-Pemecutan, Denpasar (1992-2001).

Anggota DPRD Bali yang juga putra almarhum Prof dr IGNG Ngoerah, yakni Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana juga menyatakan apresiasinya kepada Pemprov Bali dan DPRD Bali yang memperjuangkan perubahan nama RSUP Sanglah menjadi RS Prof dr I Goesti Ngoerah Gede Ngoerah. Hal tersebut sebagai penghargaan luar biasa buat orangtuanya itu. “Saya mewakili keluarga besar menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada pemerintah RI dalam hal ini Kementerian Kesehatan yang telah menghargai jasa pengabdian orangtua kami (Prof dr IGNG Ngoerah),” ujar Adhi Ardhana.

Ketua Komisi III DPRD Bali dari Fraksi PDIP ini menyebutkan perubahan nama RSUP Sanglah juga atas usulan dan pengawalan Gubernur Bali Wayan Koster dan rekomendasi dari DPRD Bali. “Terima kasih juga kami sampaikan kepada Gubernur Bali, DPRD Bali yang telah mengusulkan serta merekomendasikan beliau (IGNG Ngoerah) kepada Kementerian Kesehatan,” tegas politisi asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan, Kecamatan Denpasar Utara ini.

Adhi Ardhana menegaskan perubahan nama RSUP Sanglah juga tidak terlepas dari dukungan Pemkot Denpasar. “Terimakasih untuk Walikota Denpasar. Harapan ke depan dengan pergantian nama RSUP Sanglah menjadi RS Prof Ngoerah (RSPN) dapat memberikan arah serta gerak organisasi sesuai semangat pengabdian Prof Ngoerah selama masa hidupnya, selalu belajar dan bekerja untuk masyarakat dan dunia kedokteran pada khususnya,” tegas Adhi Ardhana.

Seperti diberitakan usulan Gubernur Bali Wayan Koster untuk mengganti nama RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Sanglah kepada Menteri Kesehatan RI mendapat jawaban. Rumah sakit rujukan Bali-Nusa Tenggara yang berada di bawah naungan Kemenkes RI ini segera akan menyandang nama baru, yakni RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah.

Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes pada, Rabu (13/7). "Disetujui oleh Menteri Kesehatan, nanti akan langsung diubah saat penyerahan izin operasional RSUP Sanglah," kata Kadiskes dr Anom. *mis, nat

Komentar