nusabali

Puluhan Pedagang di Yehmalet Keluhkan Listrik dan Fasum

  • www.nusabali.com-puluhan-pedagang-di-yehmalet-keluhkan-listrik-dan-fasum

Sebanyak 43 pedagang di Objek Wisata Rest Area Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem, mengeluhkan tidak adanya sambungan listrik dan tersedianya fasilitas umum (fasum) seperti kamar kecil. 

Tak Ada Kamar Mandi, Pedagang Buang Air di Semak

AMLAPURA, NusaBali
Walau sebagian besar pedagang mengambil listrik dari rumah penduduk terdekat, tetapi listrik baru nyala sekitar pukul 19.00, dan dipadamkan pukul 20.00 Wita. Sedangkan mereka rata-rata jualan hingga pukul 22.00, terutama di malam Minggu. Padahal pedagang rutin bayar, satu lampu sewanya Rp 20.000 per bulan. Agar bisa jualan hingga malam hari, terpaksa menghidupkan lampu sepeda motor. 

Apalagi Objek Rest Area Banjar Yehmalet yang dibangun pada 1998 di atas tanah negara, tersebut merupakan daerah lintasan jalur Amlapura–Denpasar, justru di malam hari ramai pembeli. Sebab, pembelinya yang datang dari Denpasar hendak melanjutkan perjalanan ke kampungnya di Karangasem terlebih dahulu singgah di Rest Area Banjar Yehmalet, begitu sebaliknya.

Fasilitas yang telah tersedia hanyalah tempat parkir, bak sampah, dan lapak beratap fiber untuk 43 pedagang. Sedangkan aliran listrik, kamar kecil, dan petugas keamanan belum ada.

Pedagang Ni Nengah Reni dari Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod, sangat berharap, pemerintah menyediakan satu KWH listrik agar bisa dimanfaatkan para pedagang, dengan harapan bisa jualan hingga malam hari. “Saya di sini jualan, menyewa satu lampu listrik, nyala pukul 19.00, dipadamkan pukul 20.00. Padahal pembeli sedang ramai berdatangan,” katanya di Yeh Malet, Minggu (13/12).

Menurutnya, di malam Minggu pengunjung ramai hingga pukul 22.00 Wita. “Padahal rest Area yang dibangun pemerintah, merupakan daerah strategis untuk berwisata, tapi tidak tersedia aliran listrik buat pedagang,” tambahnya.

Selain belum tersedia saluran listrik, kata Reni, para pedagang juga kesulitan jika hendak buang air. “Terpaksa saya buang air di semak-semak, mau bagaimana karena belum ada kamar kecil,” tambahnya.

Pedagang Ni Kadek Okta, dari Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod, menambahkan, selama ini pedagang turut menjaga kebersihan lokasi tersebut. 

Soal kesulitan listrik ditanggapi Kadis Budaya dan Pariwisata Karangasem I Wayan Purna. “Ada listrik di ruang informasi, tinggal teknis mengalirkan ke tempat pedagang karena harus menyeberang jalan. Nantilah saya koordinasikan ke Dinas Koperasi,” ujarnya.

Wayan Purna juga berjanji membangun kamar kecil untuk kepentingan para pedagang, setelah lahan yang ada dengan hak guna pakai telah diambilalih Pemkab Karangasem. “Nanti akan kami bangun kamar kecil,” tambahnya. 7

Komentar