nusabali

Syuting di Bali, Film Anomaly Diharapkan Bisa Gaet Penonton Luar Negeri

  • www.nusabali.com-syuting-di-bali-film-anomaly-diharapkan-bisa-gaet-penonton-luar-negeri
  • www.nusabali.com-syuting-di-bali-film-anomaly-diharapkan-bisa-gaet-penonton-luar-negeri
  • www.nusabali.com-syuting-di-bali-film-anomaly-diharapkan-bisa-gaet-penonton-luar-negeri
  • www.nusabali.com-syuting-di-bali-film-anomaly-diharapkan-bisa-gaet-penonton-luar-negeri

MANGUPURA, NusaBali.com -  Meski dibayangi pandemi Covid-19, tidak mengurungkan niat dari rumah produksi Good Form Bali dalam berkarya. Buktinya, film bergenre aksi fiksi sains, Anomaly berhasil digarap dengan tuntas dan secara resmi dirilis pada Jumat (25/2/2022) malam.

Menariknya, film yang disutradarai oleh sutradara kenamaan Brian L Tan ini dilakukan sepenuhnya di Pulau Dewata.

Di sela-sela penayangan perdana film Anomaly yang digelar di W Hotel Seminyak, Brian L Tan mengaku proses syuting film yang dilakukan di Taman Festival Bali, Padanggalak, Denpasar Timur sangat menantang sekaligus menyenangkan. 

Menurutnya, film Anomaly ini begitu sulit dikerjakan karena beberapa tantangan yang datang saat proses syuting. “Proses syuting sangat menantang, meski hanya berlangsung selama tiga hari,” jelas Brian

Diakuinya, film Anomaly ini dilakukan sepenuhnya di Bali, mulai dari syuting, proses pengisian suara, editing dan lainnya. Meski dilakukan di Bali, sejumlah film maker mulai dari Bali, Jakarta, Australia dan Amerika juga terlibat dalam kerjasama itu, sehingga bisa tukar pendapat, ilmu dalam menyelesaikan film Anomaly itu. “Untuk tim editor, itu mengabungkan dari dalam negeri dan luar negeri. Semuanya dikerjakan di Bali,” paparnya

Di lokasi yang sama, Joseph Ju Taylor selaku pemilik rumah produksi Good Form Bali mengaku dalam proses produksi film Anomaly itu, dirinya terlibat langsung dalam melakukan casting para pemeran dan juga melakukan survey lokasi yang cocok dengan genre film Anomaly itu. “Awalnya ada tiga lokasi yang disurvei. Yaitu di Karangasem, Bedugul dan Taman Festival, Padang Galak. Namun, dari semua itu, Taman Festival-lah yang cocok untuk lokasi,” bebernya

Dia mengakui, kalau lokasi Taman Festival sangat cocok lantaran memiliki gedung setengah rusak, hutan dan pemandangan laut, sehingga seperti tempat berhantu. Rampungnya penggarapan film Anomaly dan diresmi dirilis merupakan suatu yang sangat berbeda dengan film yang pernah digarap di Pulau Dewata. Selama ini, banyak film yang mengambil lokasi di Bali, namun kebanyakan bergenre drama dan romantik komedi. “Film Anomaly ini tentu genrenya berbeda dari kebanyakan yang pernah di buat di Bali dan ini film genre berbeda yang pertama,” aku pria yang juga ikut berperan dalam film tersebut.

Dia juga tidak menampik kalau selama ini, film Indonesia yang dibuat di dalam negeri dan hanya untuk kalangan dalam negeri semata. Namun dengan selesainya film Anomaly yang merupakan garapan dalam negeri, nantinya akan disajikan untuk penonton di luar negeri. “Dengan adanya film ini, harapannya bisa menggaet penonton luar negeri juga. Supaya orang dari luar negeri mengerti Indonesia lebih jauh,” harap pria yang sudah 30 tahun menetap di Pulau Dewata ini.

Saat ini film Anomaly yang dibintangi oleh Salvita De Corte, Mike Lewis, Joseph JU Taylor, Quisha Saunders, dan John Walker Six tersebut masih berdurasi 15 menit. Namun, berangkat dari kondisi itu, bukan hal mustahil ke depannya akan dikembangkan menjadi film layar lebar dengan durasi yang panjang. “Dari contoh ini, bisa menjadi film dengan durasi yang sangat panjang yang pernah dibuat di Bali, ke depannya bisa berdurasi dari 90 menit atau 1 jam lebih,” pungkasnya. *dar

Komentar