nusabali

Workshop Seni Cukil Kritisi Jalan Tol dan Penggunaan Insinerator

  • www.nusabali.com-workshop-seni-cukil-kritisi-jalan-tol-dan-penggunaan-insinerator

DENPASAR, NusaBali.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali kembali menggelar Workshop Seni Cukil pada Sabtu (3/7/2021).

Sebagaimana workshop pertama yang dilakukan pekan lalu, kali ini memberi perhatian terhadap isu lingkungan hidup di Bali.  Isu yang diangkat pada workshop yang kedua ini terkait pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang diperkirakan akan berpotensi mengalihfungsikan lahan sawah produktif dalam proyek pembangunannya. Selanjutnya isu terkait pengadaan insinerator sebagai salah satu alternatif pengelolaan sampah di TPA Suwung, Denpasar yang diperkirakan akan berpotensi mencemari udara dengan asap pembakaran sampah plastik sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan di sekitar daerah Suwung, Denpasar

Para peserta mendapatkan arahan mengenai tata cara melakukan seni cukil, pengaplikasian hasil karya di atas kertas dan sebuah baju kaos oleh peserta.  

“Tata cara seni cukil yakni sangat sederhana, konsepnya sama dengan stempel, jika ingin menuliskan huruf, maka peserta harus menuliskannya secara terbalik, adapun alat yang digunakan seperti lino (sebuah media karet yang akan diukir), papan kayu, pisau cukil, tinta offset, roll cat, kertas dan baju kaos untuk pengaplikasian hasil karya peserta,” Gilang Pratama, Divisi Kampanye Kreatif Walhi Bali.

Gilang pun berencana akan membuat sebuah cetakan cukil dengan ukuran besar yang nantinya dikerjakan bersama oleh para peserta workshop sebelumnya atau orang yang tertarik dengan seni cukil dan memiliki perhatian terhadap kondisi lingkungan di Bali. “Jika kondisi dan situasi pandemi sudah membaik tentunya akan ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Walhi Bali ke depannya dan salah satunya adalah workshop sablon dan pembuatan cetakan cukil yang berukuran besar yang dikerjakan bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut Gilang pun mengungkapkan bahwa workshop yang diadakan sejatinya bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan terutama isu-isu lingkungan yang ada di Bali serta bertindak secara kreatif dalam rangka menyuarakan pendapat terkait penolakan-penolakan hal yang sekiranya dapat berpotensi merusak alam Bali.

“Dengan adanya workshop cukil yang diadakan oleh Walhi Bali ini diharapkan para peserta yang telah mengikuti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk menyuarakan pendapatnya terkait isu-isu di Bali terutama isu lingkungan di Bali, bersuara tidak hanya dapat dilakukan melalui sosial media saja, namun dengan seni cukil yang bersifat tradisional pun juga bisa,” tutup Gilang.


Workshop yang dilaksanakan di Sekretariat Walhi Bali Jalan Dewi Madri nomor 2 Denpasar Timur ini dilakukan dengan prokes ketat, apalagi pada hari pelaksanaan bertepatan dimulainya hari pertama PPKM Darurat. Workshop hanya diikuti 10 orang peserta sudah termasuk dengan 3 orang panitia.

“Meskipun kegiatan workshop ini merupakan kegiatan internal yang diikuti oleh sukarelawan Walhi Bali, kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk pencegahan penyebaran Covid-19 dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan melakukan pengecekan suhu sebelum memasuki area workshop,” jelas I Made Aryawan, panitia workshop. *rma

Komentar