nusabali

Program Bali Smart Island Beralih ke Sistem Fiber Optic

Diskominfo-Santi Bangun Jaringan Baru

  • www.nusabali.com-program-bali-smart-island-beralih-ke-sistem-fiber-optic

SINGARAJA, NusaBali
Layanan internet gratis yang diluncurkan Pemprov Bali melalui program Bali Smart Island (BSI) di tempat dan fasilitas umum, tahun ini mengalami perombakan.

Sistem jaringan internet yang sebelumnya menggunakan jaringan wireless saat ini dialihkan ke sistem fiber optic untuk memaksimalkan kecepatan internet. Untuk itu, Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo-Santi) Buleleng melakukan pemasangan dan pembangunan jaringan internet baru. Jaringan internet sistem wireless yang sebelumnya hanya memiliki kecepatan maksimal 6 Mbps diputus sementara, menyusul berakhirnya kontrak langganan dengan penyedia di akhir 2020 lalu. Sedangkan seluruh sistem layanan internet gratis tahun ini dipasang baru menggunakan sistem fiber optic.

Kepala Dinas Kominfo-Santi Buleleng Ketut Suwarmawan, Rabu (23/6), menjelaskan tahun ini untuk penyesuaian layanan internet gratis untuk masyarakat, Kabupaten Buleleng mendapatkan anggaran Rp 1,2 miliar. “Anggarannya dari BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Provinsi Bali, sesuai yang diusulkan kabupaten, untuk penyesuaian layanan internet gratis bagi masyarakat. Tahun ini kami mulai dari awal sesuai juknis, karena minimal bisa berikan layanan internet 10 Mbps. Kalau dulu dengan wireless hanya bisa maksimal 6 Mbps saja,” kata Suwarmawan.

Menurutnya dari pemetaan ada 215 titik pemasangan yang diusulkan ke pemprov di tahun ini. Ratusan titik itu adalah tempat dan fasilitas umum, seperti balai desa adat sebanyak 169 titik, puskesmas 20 titik, termasuk destinasi tempat wisata (DTW) sebanyak 26 titik. Namun hingga Juni ini, jaringan layanan internet baru dapat terpasang di 141 titik.

Mantan Kepala Badan Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokom) Setda Buleleng ini merinci dari ratusan jaringan internet yang sudah terpasang 108 titik di antaranya di balai desa adat, 18 titik puskesmas dan 15 titik DTW. Sementara itu sisa 74 titik lainnya, terus diupayakan untuk dituntaskan tahun ini. Namun melihat kondisi topografi wilayah Buleleng, diperkirakan pemasangan layanan internet gratis tidak dapat tercapai seratus persen. Sejauh ini tim teknis mengalami sejumlah kendala, di antaranya medan berat seperti sejumlah daerah di wilayah Kecamatan Busungbiu bagian atas dan wilayah yang berbatasan langsung dengan hutan lindung. “Seperti di Desa Tirtasari, Pucaksari, Kecamatan Busungbiu itu medan berat, termasuk yang di Sumberkelampok, Gerokgak, karena akses melewati hutan lindung, harus ada izin,” imbuh dia.

Kendala-kendala itu akan segera dicarikan solusi di tahun depan. Salah satunya dengan pengajuan tambahan anggaran untuk membangun jaringan di medan berat yang memerlukan investasi dan biaya yang besar. Suwarmawan meminta permakluman kepada masyarakat dengan penyesuaian sistem layanan internet tahun ini, mengakibatkan di sejumlah titik saat ini koneksinya terputus. Hal itu bisa disebabkan karena dalam proses pemasangan dan ada juga yang belum bisa tersentuh karena jaringan internet fiber optic di wilayah itu belum tersedia. *k23

Komentar