nusabali

Desa Padangan Buat Kebun Pangan

Manfaatkan Lahan Tidur Milik Pemkab

  • www.nusabali.com-desa-padangan-buat-kebun-pangan

TABANAN, NusaBali
Pemerintah Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, membuka kebun pangan. Kebun ini dengan memanfaatkan lahan tidur milik Pemkab Tabanan, seluas 2 hektare.

Kebun ini juga untuk menunjang pangan di tengah pandemi Covid-19. Kebun berlokasi di Banjar Dauh Tukad, Desa Padangan, sekitar 0,5 km dari jalan utama Desa Padangan. Lahan tersebut ditanami beragam komoditas pangan, mulai dari jagung, kopi, sayuran, pisang, cabai, jahe, dan lain-lain. Ke depan, Kebun Pangan ini juga akan dimanfaatkan menjadi wisata pertanian.

Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardhita menjelaskan kebun ini dibuat dengan anggaran Dana Desa Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD), Rp 176 juta. Dari 2 ha lahan milik Pemkab Tabanan tersebut, sudah ditanami tanaman komoditas pangan sekitar 1 ha. Nantinya kebun pangan ini juga akan ditanam bunga rosela yang memiliki manfaatkan kesehatan yakni menstabilkan tekanan darah.

Sebelum dibuat Kebun Pangan, lahan tidur ini rencananya dipakai lahan membangun agrowisata. Sehingga tahun 2019 lalu, Desa Padangan mengajukan permohonan sewa ke Pemkab Tabanan untuk membangun objek wisata tersebut.

Namun setelah berkonsultasi dan mendatangkan tim ahli ke Desa Padangan, lanjut Wardhita, ternyata harga sewa lahan untuk dibuat objek pariwisata sangat tinggi, mencapai puluhan juta per tahun. Kondisi ini pun membuat Desa Padangan mengbah program dengan membuat kebun pangan. “Dengan mengelola lahan jadi lahan pertanian, harga sewa menjadi murah hanya Rp 3 juta/hektare tiap tahun. Lewat Musdes, akhirnya sepakat membuat kebun pangan,” beber Wardhita, Minggu (9/5).

Kata dia, program kebun pangan dibuat menggunakan anggaran Dana Desa PKTD sebesar Rp 176 juta. Dari jumlah itu, 50 persen dialokasi untuk ongkos. Sisanya digunakan membiayai seluruh keperluan kebun pangan. “Sekarang dari 2 hektare lahan, kami sudah tanam 1 hektare pangan yang sekarang sedang proses pemeliharaan,” akunya.

Lanjut Wardhita, program kebun pangan ini untuk memanfaatkan lahan tak produktif, melibatkan warga kurang mampu dan anak muda yang dirumahkan akibat pandemi Covid-19. Tiap harinya, saat pembabatan hutan, sekitar 60 warga semangat bekerja. Warga yang bekerja diberikam upah Rp 80.000 per hari. “Program ini kami buat sekaligus untuk membantu kesejahteraan warga. Apalagi karena dampak pandemi, pendapatan jadi seret,” tegasnya.

Menurutnya, kebun pangan ini mendapat support dari salah seorang anggota DPRD Tabanan, I Gede Purnawan, dengan ikut memberikan arahan. Kedepannya, kebun ini juga diarahkan menjadi destinasi wisata pertanian. Tak hanya wisatawan sekadar singgah, wisatawan juga akan diarahkan belajar pertanian sekaligus bisa memetik hasil kebun di luar 2 hektare tersebut.

Menurut Wardhita kebun pangan yang dibuat direncanakan berkesimbungan. Artinya, setelah dianggarkan melalui Dana Desa, kebun pangan tersebut akan dikelola oleh BUMDes Padangan. Pengelolaan dimaksud mulai dari menanam kembali, sampai menjual produk yang ditanam. “Kami buat kebun pangan ini berkesinambungan. Saat ini BUMDes kami hanya bergerak di bidang jual beli sembako,” katanya.

Dia menambahkan dari beragam pangan yang ditanam, di kebun pangan juga akan ditanam bunga rosela. Bunga ini juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan seperti menstabilkan tekanan darah. Bahkan juga bisa dibuat teh dan selai. “Intinya kami berharap dengan dibangunnya kebun pangan, kebutuhan pangan bisa terpenuhi dan BUMDes Desa Padangan bisa maju,” harap Wardhita. *des

Komentar