nusabali

Suwirta Masuk 'Kandang' Banteng

Ngaku Digaet Langsung Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster

  • www.nusabali.com-suwirta-masuk-kandang-banteng

Suwirta yang putuskan masuk PDIP ditanggapi dingin Partai Gerindra, ditegaskan keluarnya Suwirta tak pengaruh, karena Gerindra tetap solid.

Ray Misno mengatakan Suwirta juga selama di Partai Gerindra tidak banyak berperan untuk kebesaran Partai Gerindra Klungkung. "Jadi bupati atau jadi dewan pembina tidak ada peran ke partai juga. Sekarang keluar nggak pengaruh dengan Gerindra. Karena Gerindra tetap solid," ujar Ray Misno. Seperti diketahui Bupati Suwirta dalam dua kali kemenangannya di Pilkada, yakni Pilkada Klungkung 2013 dan Pilkada Klungkung 2018 diusung oleh Partai Gerindra dan koalisi. Sementara PDIP dalam dua kali Pilkada Klungkung itu memilih berseberangan alias mengusung pasangan calon berbeda.

Sebelumnya Bupati Nyoman Suwirta memutuskan mundur sebagai kader Gerindra per 23 Mei 2019. Pengunduran diri Bupati Suwirta dari Gerindra tersebut dituangkan dalam surat pernyataan resmi di atas materai Rp 6.000. Surat pengunduran diri itu ditujukan kepada Ketua DPC Gerindra Klungkung, I Wayan Baru. Bupati Suwirta kirim surat tersebut melalui seorang perantara ke Sekretariat DPC Gerindra Klungkung di Jalan Ngurah Rai Semarapura, Kamis (23/5/2019) lalu.

Surat pengunduran diri Bupati Suwirta diterima langsung oleh Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPC Gerindra Klungkung, I Ketut Juliarta. Bersamaan dengan pengunduran dirinya, Bupati Suwirta pun kembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Gerindra. Menurut Bupati Suwirta, dia pilih mengutus orang antarkan surat ke Kantor DPC Gerindra Klungkung, karena dirinya sensitif.

“Hari ini (kemarin) saya menyatakan mundur dari Gerindra. Surat pernyataan sudah saya tandatangani. Kenapa saya tidak ke Kantor DPC Gerindra, ya karena saya orangnya sensitif. Saya tidak tega melihat situasi ini, saya juga tahu diri,” ujar Suwirta dalam keterangan persnya di Semarapura, kala itu.

Suwirta menegaskan, keputusan mundur dari Gerindra ini dilakukan tanpa tekanan dari pihak mana pun, tidak dipengaruhi oleh siapa pun. “Ini merupakan sikap pribadi, jangan mengkambinghitamkan siapa pun saat keputusan saya ambil. Saya dikasi jalan dan mereka tidak menghendaki saya ada di tempat itu,” tandas Bupati Klungkung dua kali periode (2013-2018, 2018-2023) ini.

Keputusan mundur Bupati Suwirta ini berawal dari adanya percakapan di Grup WA Partai Gerindra Bali dan DPC Gerindra Klungkung yang beredar luas dan isinya memojokkan dirinya. Lalu berakhir dengan dikeluarkannya Suwirta dari grup WA tersebut. Terus terang, Suwirta mengaku kaget dirinya dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra Klungkung. “Saya tiba-tiba ingin komen di Grup WA Gerindra, tahu-tahu saya sudah dikeluarkan. Saya kaget bukan main. Akhirnya, saya berkesimpulan politik itu dinamis dan hak seseorang tidak bisa dipaksakan. Makanya, saya menganggap apa yang mereka lakukan adalah jalan bagi saya. Sebab, mereka ngasi jalan, ya saya ikuti,” papar Bupati yang pernah sukses mendandani Koperasi Pasar Srinadi Klungkung ini.

Pada bagian lain, Suwirta mengaku dibilang pengkhianat saat ketemu Presiden Jokowi. Menurut Suwirta, pertemuannya dengan Presiden Jokowi terjadi di Istana Negara Jakarta, 22 April 2019, bersama sejumlah bupati dari Bali. Itu merupakan kesempatannya untuk menyampaikan program-progam di Klungkung. Saat ke Istana, Suwirta posisinya sebagai Bupati Klungkung, bukan sebagai kader partai. *nat, wan

Komentar